SEPERTI manusia lain, Saul juga suka lupa. Lebih tepatnya, melupakan janjinya sendiri.
Memang lidah tidak bertulang.
Bukankah ketika Jonatan mengatakan tentang kebaikan Daud terhadapnya, Saul berjanji tidak akan membunuh Daud.
Berapa lama kata-kata itu dipegangnya?
Kita membaca bahwa Saul bersama tiga ribu orang memburu Daud untuk membunuhnya (1 Sam 24:2).
Daud yang dilindungi Tuhan dan dibantu oleh Jonatan bersembunyi di suatu gua.
Saul sampai ke gua itu tanpa mengetahui bahwa Daud ada di situ. Ketika Saul sedang membuang hajat di sana, Daud mendekat dan memotong punca Saul.
Waktu itu pengikut Daud menganjurkan supaya dia menggunakan kesempatan itu untuk menghabisi Saul.
Namun Daud tidak mau melakukannya karena Saul adalah raja yang diurapi Tuhan. Dia menghormati raja dan pemimpinnya.
Setelah Saul selesai membuang hajat, Daud mendekat dan berkata kepadanya, “Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?
Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN” (1 Sam 24:9-10).
Kata-kata itu membuat Saul sadar akan kejahatannya.
Dia berkat kepada Daud, “Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.
Telah kau tunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun TUHAN telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku.
Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat?
TUHAN kiranya membalaskan kepadamu kebaikan ganti apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini.
Oleh karena itu, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.” (1 Sam 24:18-20).
Pada saat itu, Daud memenangkan pertempuran melawan Saul. Bukan dengan senjata dan kekerasan, tetapi dengan kasih, hormat dan kelembutan. Itulah tamengnya dalam meruntuhkan kejahatan yang mengancamnya.
Sikap Daud itu digarisbawahi oleh Tuhan Yesus,
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Mat 5: 44-45).
Ternyata, tameng kejahatan bukanlah kejahatan yang lebih besar dan kuat.
Tetapi kasih, pengampunan dan kelembutan. Di sanalah kekuatan Allah bekerja mengatasi kejahatan.
21 Januari 2022
Peringatan Santa Agnes, Perawan dan Martir