Tanda Pertobatan

0
272 views
Pertobatan Paullus by Wiki

Senin 16 Oktober 2023.

  • Rm. 1:1-7.
  • Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4.
  • Luk. 11:29-32

KITA pasti sudah sering mendengar ilustrasi tentang pengikut Kristus yang disebut “tomat”.

Dikatakan dalam ilustrasi itu bahwa orang Kristen “tomat” ini bertobat pada hari Minggu, meratap, komat-kamit panjang lebar saat pengakuan dosa, dan berlaku suci di gereja.

Namun, Senin sampai Sabtu, kumat.

Pertobatan tidak hanya sekadar berbalik arah seperti membalikkan badan, namun pertobatan juga meliputi perubahan pikiran, hasrat, dan reformasi kehidupan.

Bukan pertobatan namanya jika kita mengakui dan menyesali segala kesalahan kita, namun kita hanya berkubang dalam penyesalan dan tetap tinggal dalam kesedihan kita.

Bukan pertobatan namanya jika kita melakukannya karena takut dihukum.

Bukan pertobatan namanya jika kita menyesali perbuatan kita dan mengulanginya kembali,

Pertobatan menuntut sebuah perubahan pikiran, hasrat, dan gaya hidup ke arah yang progresif, yang sesuai dengan kehendak Allah.

Tanda nyata dari pertobatan adalah perilaku hidup yang semakin menampilkan wajah kasih Kristus.

Bukti pertobatan adalah damai dan sukacita dalam Tuhan.

Bukan tobat namanya bila kita terus mengulangi kesalahan kita. Itu namanya kumat.

Sayang sekali, faktanya manusia cenderung lebih dungu dari keledai.

Keledai mungkin hanya terjatuh dua kali pada lubang yang sama, tetapi, manusia dapat jatuh dan terjerat pada perangkap yang sama berkali-kali.

Kadang kita juga ingin bukti nyata bahwa Tuhan bertindak. Kita minta mukjijat-mukjijat yang menampakkan Tuhan hadir dan ada atas kesulitan kita. Bahkan tidak segan-segan kita menantang Tuhan. “Tuhan tunjukkan kuasa-Mu, buatlah mukjijat atas diriku.”

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.

Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!”

Bacaan Injil hari ini berbicara mengenai tanda-tanda, iman dan pengampunan.

Yesus harus berhadapan dengan orang-orang yang mempertanyakan otoritas kenabiannya.

Menariknya, orang-orang itu adalah orang-orang yang menganggap diri saleh dan suci, dekat dengan Tuhan dan hidup menurut hukum-Nya dengan ketaatan yang tinggi.

Yesus ingin membuka mata hati mereka. Yesus, menekankan bahwa yang menyelamatkan bangsa niniwe bukanlah statusnya, tetapi pertobatan penduduk Niniwelah yang penting di sini.

Jika mereka yang dianggap bukan bangsa yang terpilih saja memiliki hikmat untuk mengakui otoritas nabi Yunus sebagai utusan Allah dan membuat mereka bertobat, maka tentunya generasi bangsa Israel sebagai bangsa terpilih pada jaman Yesus harusnya dapat melakukan hal yang sama, mengingat Yesus bahkan lebih besar dari Yunus

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku berani meralat sikap hidupku yang salah?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here