Tanda-tanda Alam

0
298 views
Ilustrasi -Wisata ke sungai kering penuh cadas. (Ist)

Puncta 27.10.23
Jum’at Biasa XXIX
Lukas 12: 54-59

SUDAH beberapa bulan ini bumi seperti digodog dalam tungku api yang panas. Cuaca sangat panas dirasakan banyak orang.

Kemarau panjang sedang terjadi. Dimana-mana terjadi kekeringan dan kekurangan air. Kebakaran lahan terjadi di banyak tempat.

Lapisan ozon makin menipis dan gunung es di Kutub Utara banyak yang mencair. Semua peristiwa ini menjadi tanda peringatan bagi manusia agar mengubah perilaku eksploitatif terhadap alam menjadi peduli bagi kelestarian lingkungan hidup.

Manusia terlalu banyak menggunduli hutan, menebang pohon, tetapi lupa menanam dan menghijaukan lingkungan.

Alam sedang berbicara memperingatkan kita semua. Dengan caranya sendiri alam berbicara dan menjalin komunikasi dengan manusia. Kita harus peka terhadap tanda-tanda alam ini.

Melalui tanda-tanda alam itu juga Yesus mengingatkan orang banyak. “Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, akan datang hujan. Dan hal itu memang terjadi.

Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, ‘Hari akan panas terik.’ Dan hal itu memang terjadi.”

Yesus berseru, “Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?”

Zaman juga mengalami perubahan. Seiring dengan itu, perilaku manusia juga ikut berubah. Dalam dunia kerja tidak ada lagi istilah “alon-alon waton kelakon” atau santai-santai saja yang penting jalan.

Kalau demikian kita akan ketinggalan segalanya. Kecepatan bertindak sekarang menjadi ukuran.

Dahulu orang mengirim surat butuh kertas, amplop, perangko, kantor pos. Sekarang itu tidak diperlukan lagi.

Kini orang langsung berbicara melalui video call di HP. Itu hanya salah satu contoh agar kita bisa menilai zaman ini.

Zaman berubah tetapi kebenaran tetap kekal. Dari dahulu sampai sekarang, yang namanya benar ya tetap benar, tidak berubah.

Maka Yesus bertanya, “Mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar?” Kalau kita tahu tentang kebenaran, maka kita harus berani menyuarakan kebenaran.

Jangan terpengaruh oleh perubahan zaman. Alam itu hanya memberi tanda, kitalah yang harus memutuskan mana yang benar.

Mari kita peka melihat tanda-tanda zaman.

Tetes air hujan di atas pasir,
Hujan besar datanglah banjir.
Jangan pernah anda kawatir,
Tuhan sudah lebih dahulu berpikir.

Cawas, melihat dengan mata hati…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here