BACAAN Injil hari (Lukas 8: 1-3) menarik direnungkan dan didalami. Ada satu pertanyaan menggelitik. Mengapa harus ada wanita-wanita yang melayani rombongan Yesus yang berkeliling dari kota ke kota dengan harta kekayaan mereka (Lukas 8: 3)?
Yesus bisa menggandakan roti dan ikan. Mengapa tidak memenuhi kebutuhan-Nya dengan mukjizat? Sebenarnya, kalau mau Tuhan Yesus bisa memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan daya kuasa mukjizat-Nya.
Namun, itu tidak dilakukan-Nya. Pertama, karena mukjizat itu tanda untuk meyakinkan orang agar percaya bahwa Tuhan yang menyelamatkan sudah berada di tengah mereka. Bukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kedua, Tuhan ingin melibatkan manusia dalam karya-Nya.
Partisipasi dan keterlibatan itu jauh lebih nyata sesudah Tuhan Yesus kembali kepada Allah Bapa-Nya. Dia membutuhkan manusia untuk melanjutkan karya-Nya.
Para penerus karya-Nya, terutama para rasul harus berada bersama dan membantu-Nya pada saat Dia berkeliling mengajar dan melakukan mukjizat. Mereka itulah saksi-saksi pertama yang dapat dipercaya. Orang lain, termasuk para wanita tersebut di atas menjadi anggota komunitas (Gereja) yang ikut melanjutkan karya Tuhan Yesus.
Demikianlah jemaat Gereja awali lahir dan tumbuh dari orang-orang yang mengalami Yesus secara pribadi. Ini penting agar mereka tidak menyampaikan berita hanya menurut kata orang.
Mereka inilah yang mewariskan iman itu kepada generasi betikutnya. Sebagian berita itu ditulis dalam Kitab Suci. Sebagian yang lain tidak, tetapi diteruskan sebagai tradisi. Keduanya menjadi referensi iman yang penting.
Santo Kornelius dan Siprianus termasuk penjaga dan penerus iman. Kornelius wafat sebagai saksi iman (martir) di Roma. Pada 13 September 258 Siprianus dipenjarakan oleh kaisar Galerius Maximus.
Seperti Kornelius, kepalanya dipenggal juga. Dengan itu mereka telah menjadi tangan dan kaki Tuhan dalam mewartakan kebenaran iman.
Jumat, 15 September 2022
PW St.Kornelius dan Siprianus,