Senin 14 Agustus 2023.
- Ul. 10:12-22.
- Mzm. 147:12-13,14-15,19-20
- Mat. 17:22-27.
KEPERCAYAAN masyarakat kunci kepatuhan pajak. Kepercayaan merupakan hal yang harus dimiliki antara rakyat dan negaranya.
Dalam hal pajak yaitu masyarakat mempercayakan uang pajak yang dibayarnya akan dikelola oleh pemerintah untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Walaupun pada dasarnya tidak ada satu pun yang rela memberikan beberapa bagian penghasilannya pada pihak lain, tetapi jika kepercayaan sudah tumbuh dalam diri wajib pajak maka mereka akan sukarela dalam membayar pajak sesuai dengan waktunya.
Pada intinya ialah apabila negara ingin memperoleh penerimaan yang optimal dari sektor pajak maka harus membangun kepercayaan pada masyarakatnya.
Membangun kepercayaan bukan hal instan melainkan butuh proses yang panjang yang dapat dibuktikan dengan peningkatan kualitas pelayanan bagi sesama.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata:
“Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?”
Jawabnya: “Memang membayar.”
Ketika berada di Kapernaum, pemungut bea Bait Allah menanyakan tentang bea yang seharusnya dibayarkan setiap tahun oleh orang-orang Yahudi.
Peraturan seperti itu diteruskan oleh umat Yahudi hingga pada zaman Yesus.
Yesus adalah pemilik Bait Allah dan seharusnya Ia tidak perlu membayar pajak.
Namun, supaya tidak menjadi batu sandungan, maka Yesus pun membayar pajak itu dengan cara yang ajaib.
Apa yang Yesus lakukan menunjukkan ketaatan-Nya terhadap otoritas.
Pertama otoritas Allah. Yesus dengan taat menyerahkan diri-Nya, mati di tangan orang berdosa.
Kedua, otoritas dunia. Yesus tetap taat membayar bea.
Ketika Ia hadir ke dalam dunia, maka Ia juga berada di “bawah” hukum yang ada di dalam dunia; dalam hal ini peraturan agama Yahudi.
Yesus mengajarkan bagaimana bersikap taat agar tidak menjadi batu sandungan demi kebaikan semua orang.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku hidup taat pada aturan bersama?