Tangga Menuju Surga

0
710 views
Ilustrasi: Jalan menuju surga. (Ist)

ANDAI tangga menuju ke surga itu terbuat dari emas, tentu orang-orang kaya yang mendapat keuntungan ganda. Pertama, mereka bisa menikmati hidup enak di dunia. Kedua, setelah mati bisa naik ke surga, karena bisa membeli tangganya.

Karena Tuhan itu adil dan tidak diskriminatif, tangga ke surga tidak dibuat dari emas; dan disediakan untuk semua orang. Orang kaya atau miskin, pejabat atau rakyat, apa pun suku dan agamanya semua mendapat kesempatan yang sama.

Tangga itu ditemukan dalam topik utama injil hari ini (Lukas 10: 25-37). Jelasnya, tangga itu berupa kasih kepada Allah, diri sendiri, dan sesama (Lukas 10: 27).

Seorang ahli Kitab yang ingin memperoleh hidup yang kekal (masuk surga) bertanya tentang apa yang mesti dilakukan (Lukas 10: 25). Dia memahami jawaban Yesus. Namun untuk membenarkan dirinya, dia bertanya tentang siapa sesamanya manusia itu (Lukas 10: 29).

Lalu Yesus menyampaikan kisah orang yang menjadi korban perampokan (Lukas 10: 30-37). Jadi, kasih kepada sesama, terutama yang menderita adalah tangga menuju ke surga.

Tangganya tersedia di mana-mana dan sesamanya itu bisa dijumpai kapan saja. Kapan orang naik ke surga tidak perlu menunggu hari kematiannya. Setiap saat orang mengasihi itu menjadi kesempatan baginya untuk merasakan surga.

Apakah manusia sungguh ingin menikmati surga dan mau menaiki tangga yang tersedia? Alih-alih menaikinya, ada yang justru secara sengaja menghancurkan tangga itu. Mereka memilih membenci, mendendam, menolak sesama yang berbeda (suku, agama, etnis, ras, dan golongan).

Menikmati surga atau tidak itu tergantung pada keputusan manusia. Tangga untuk naik ke sana tersedia untuk siapa saja. Apakah sekarang ini orang sungguh-sungguh mau menaiki tangga menuju surga?

Senin, 3 Oktober 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here