Tanggungjawab Anggota Keluarga Allah

0
333 views
Jangan tegar hatimu menyalakan kasih dalam keluarga, by Vatican News

MENJADI anggota suatu keluarga merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang. Terpenuhinya kebutuhan itu membuat manusia merasa tenang dan aman, karena memiliki orangtua, saudara, dan saudari. Di sana, ia menemukan identitas dirinya.

Manusia juga ingin menjadi bagian dari suatu keluarga yang lebih besar (extended family). Hal itu terjadi, karena mereka memiliki hubungan darah atau lewat pernikahan.

Keduanya diterima sebagai pemberian lewat suatu kelahiran. Dia tidak merencanakan untuk bergabung dan tidak harus melakukan sesuatu untuk diakui sebagai bagian dari keluarga tersebut.

Di atas itu, masih ada satu keluarga yang lebih besar lagi, yakni keluarga Allah.

“Dengan menciptakan pria dan wanita, Allah telah mendirikan keluarga manusia dan memberi kepadanya undang-undang dasar. Anggota-anggotanya adalah pribadi-pribadi dengan martabat yang sama. Demi kesejahteraan umum anggota-anggota keluarga dan masyarakat, terdapat di dalam keluarga tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang berbeda-beda.” (Katekismus Gereja Katolik no. 2203).

Lewat Injil hari ini (Markus 3: 31-35), Tuhan Yesus menegaskan bahwa barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara laki-laki, saudara perempuan, dan ibu-Nya (Markus 3: 35). Status sebagai anggota keluarga Allah itu bukan hanya pemberian dari Tuhan, melainkan juga tugas dan tanggungjawab.

Bagaimana orang melaksanakan tugas dan tanggungjawab itu? Dengan menghayati perintah yang utama, yakni mengasihi Tuhan di atas segalanya dan mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri (Matius 22: 37-39).

Berkat kasih yang diterimanya dari Allah (1 Yohanes 4: 29), manusia memiliki kemampuan untuk mencintai.

Setiap orang dipanggil untuk membangun keluarga Allah dalam cinta kasih. Bila itu diwujudkan, niscaya akan terwujud keluarga Allah yang saling mengasihi, penuh damai, dan sejahtera.

Fakta bahwa dunia masih diwarnai kebencian, konflik, perang, dan pembunuhan bukan alasan untuk bersikap pesimis atau menganggap bahwa keluarga Allah itu suatu utopia.

Itu mesti menjadi pengingat dan tantangan bahwa ada pekerjaan rumah mendasar yang masih harus kita selesaikan bersama.

Selasa, 24 Januari 2023
Peringatan Santo Fransiskus dari Sales
Uskup dan Pujangga Gereja

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here