Selasa, 4 Juni 2024
2Ptr 3:12-15a.17-18;
Mzm 90:2.3-4.10.14.16;
Mrk 12:13-17.
TANGGUNGJAWAB merupakan sikap yang tumbuh dari jiwa, bagian dari diri seseorang. Dalam kehidupan ini, ada tanggungjawab yang tertuju pada Sang Pencipta dan ada yang tertuju pada sesama serta alam ciptaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggungjawab berarti keadaan wajib menanggung segala sesuatu, kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya.
Setiap orang mempunyai tanggungjawab yang berbeda-beda. Namun, pada kenyataannya, banyak orang tak mampu melakukan apa yang menjadi tanggungjawab dalam kehidupan mereka.
“Untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari saja sangat sulit, apalagi jika gaji harus dipotong lagi, bagaimana kami bisa hidup,” keluh seorang bapak.
“Wacana tentang Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) menjadi berita yang sangat tidak memberikan harapan bagi kami pekerjaan rendahan. Dengan gaji saat ini -setelah beberapa potongan yang kami bawa pulang untuk kehidupan sebulan- tidak mencukupi.
Bukan saya tidak pengin rumah, namun potongan atas nama rumah seperti ini hanya mimpi di siang bolong bagi kami. Sebagai warga negara, kami sudah ikut membayar pajak yang mestinya kami bayar, namun kami tidak ingin membebani hidup kami dengan tanggungjawab yang semestinya bukan merupakan tanggungjawab kami,” kata bapak itu.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
Ada usaha dari orang-orang Farisi untuk menjerat dan menjatuhkan Tuhan Yesus dengan issue membayar pajak.
Mereka memberikan pertanyaan pancingan untuk menjerat Yesus. Yesus dengan bijak sekali menjawab pertanyaan itu dengan minta nereka menunjukkan mata uang.
Dalam mata uang itu ada gambar dan tulisan siapa? Ketika melihat ada gambar dan tulisan kaisar maka Yesus mengatakan untuk memberikan kepada Kaisar. Sementara itu ada hal lain yang bukan urusan kaisar tapi urusan Allah beri kepada Allah. Bebaslah Yesus dari jerat mereka.
Sering orang mempertentangkan hidup sebagai orang beriman dan hidup sebagai warga negara. Bahkan menjadi tidak seimbang ketika menekankan pentingnya sebagai orang beriman dan tidak peduli sebagai warga negara, atau sebaliknya lebih menekankan kewajiban sebagai warga negara dan mengabaikan hidup sebagai warga beriman.
Sebagai pengikut Kristus, hendaknya kita menjadi manusia yang seimbang, tidak berat sebelah dan menjadi pincang dalam menjalankan tanggung jawab sebagai warga negara dan warga gereja.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku berperan aktif dalam hidup menggereja dan bermasyarakat?