Tangis Amerika Ratapi Kematian 26 Korban Penembakan Brutal di Connecticut

0
1,205 views

connecticut1U.S. President Barack Obama speaks about the shooting at Sandy Hook Elementary School in Newtown during a press briefing at the White House in WashingtonBAHKAN Presiden AS Barrack Obama pun sampai menitikkan  airmatanya, meratapi tewasnya 20 anak murid SD Sandy Hook Elementary School di Connecticut, termasuk 6 korban dewasa lainnya ketika mereka ini diberondong brutal oleh Adam Lanza. Menjelang Hari Raya Natal dimana pesan perdamaian akan dibentangkan dimana-mana, Amerika justu mengalami duka mendalam karena insiden berdarah di Connecticut, New England, Jumat pagi (14/12) waktu Amerika.

Adam Lanza, pemuda nekat yang tiba-tiba datang menyusuk ke kompleks SD ini, juga tewas dan barangkali dia menembak mati dirinya sendiri tak lama setelah dia memberondong ke-26 korbannya,  termasuk Mr. Dawn Hochsprung –kepala sekolah SD—dan Ms. Mary Sherlach, guru konseling sekolah tersebut.

Insiden berdarah dengan banyak korban anak-anak dan guru SD ini barangkali merupakan peristiwa penembakan brutal terburuk nomor dua di AS, setelah tahun 2007 ada insiden sama di Virginia Tech dimana penembak ‘obral’ peluru menewaskan 32 orang.

“Orang jahat baru saja menggemparkan masyarakat kita hari ini,” begitu komentar pendek keluar dari mulut Gubernur Negara Bagian New England Mr. Dan Malloy sebagaimana dilansir secara live dari CNN.

Begitu bunyi tembakan terdengar di kompleks sekolah,guru-guru segera berlari ‘menyembunyikan’ murid-murid mereka di toilet dan kamar mandi dengan pintu terkunci.

Hingga berita ini kami rilis, polisi Connecticut belum mengetahui pasti motif di balik aksi brutal pemuda tanggung bernama Lanza ini hingga tanpa ampun mengobral amunisi. Tidak ada catatan kriminal pada dirinya di kantor polisi.

Yang pasti, Lanza ini membawa tiga senapan semi otomatis yakni 223 Bushmaster, Glock, dan  Sig Sauer. Menurut catatan polisi, ketiga jenis senjata ini merupakan kepunyaan ibunya dan ada izin resminya.

Sumber: CNN

Photo credit: Reuters

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here