Tangis Haru Jadi Pastor

1
485 views
Ilustrasi: Doa mohon rahmat Tuhan sebelum tahbisan. (Dok SDV)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.

Kamis, 22 Juli 2021.

Tema: Santa Maria Magdalena.

  • Bacaan Kid 3: 1-4a.
  • Yoh. 20: 1, 11-18.

MENANGIS. Ya menangis. Satu ungkapan hati di mana kata-kata tak mewakili.

Ia multi tafsir. Karena begitu banyak hal yang terkait. Juga pengalaman yang melatarbelakanginya.

Mencoba memahami. Bahkan menangis bersama dengan mereka yang menangis dapat merupakan sebuah tanda solidaritas. Ungkapan hati dan belarasa.

Kadang orang merasa malu untuk menangis, karena dunia tidak ingin berduka.

Hepi. Hepilah. Hepi saja. Ada hal yang ditutupi, disembunyikan lewat aneka iklan. Dunia menawari kesenangan, hiburan bahkan kenikmatan semu dan sementara.

Salib, sebuah kebodohan. Begitulah kira-kira.

“Ibu, kenapa engkau menangis?” kata dua malaikat kepadanya.

“Ibu, kenapa engkau menangis? Apa yang kau cari?” kata Yesus kepadanya.

Kehilangan cinta

Maria Magdalena kehilangan orang yang paling  dicintai. Hidupnya hampa tak berdaya, pilu, dan menyesakkan.

Tak ada lagi  gairah hidup.

Seseorang yang telah mengubah hidupnya secara total dari dunia bagi Allah, mati. Ia menjamah, menyentuh dan mengubah hidupnya 360°.

Air mata abadi. Air mata suci. Air mata penebusan. Air mata surgawi.

Tak terkatakan

Berita itu diterima kabar sukacita. Yang dinanti-nantikan atas perjuangan dan penantian selama ini ini. Sebuah kabar gembira yang akan mengawali peziarahan hidupnya, sepanjang nafas yang dianugerahkan.

Kabar gembira sekaligus penyerahkan dirinya yang tidak pantas. Ketidakpantasan ini menjadi sebuah kesadaran betapa ia diterima tanpa syarat; betapa ia dicintai tanpa batas.

Ia sendiri akan dimampukan bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi Tuhan yang memungkinkan.

Begitu ia membuka amplop dan membacanya ia langsung menangis. Sontak tanda salib diterakan di tubuhnya yang hina.

Kapel adalah satu-satunya tempat di mana ia mengungkapkan kegembiraan sekaligus ketidakpantasannya.

Ia akan ditahbiskan menjadi seorang imam. Haru dan syukur; bangga sekaligus merasa tak layak; merasa perjuangan selesai, namun harus selalu meninggalkan banyak hal.

Masa-masa puncak penantian diraih, namun pengutusan akan dimulai. Ia dibentuk untuk siap memulai sesuatu yang baru dalam pengutusan-pengutusan yang tak terduga sepanjang hidup.

Ia berjalan dalam genggaman tangan Tuhan.

Ketika merebahkan diri di depan altar, dikuatkan dan didoakan oleh umat Allah yang hadir, ia hanya bisa pasrah. Saat memupuk keyakinan bahwa ia dimampukan,  disemangati dan dikuatkan.

Kesadaran akan  ketidaklayakan dan ketidakmampuan diambil alih oleh Tuhan sendiri.

Dengan cinta-Nya yang tak terbatas. Ia hanya menyediakan diri. Kendati ia sendiri belum paham dan menerima diri apa adanya.

Bahkan mungkin masih ada yang tersembunyi dan disembunyikan.

Tuhan,  semoga aku mampu menjadi abdi-Mu. Genggamlah tanganku agar bisa menemani perjalanan iman umat-Mu. Bila aku terseok-seok, terpuruk dan jatuh, janganlah membuang aku. Tetaplah menjadi batu penjuruku.

Rahmat airmata

Ia menangis. Ia menangis, karena kasih yang agung telah mengubah hidupnya. Belajar berani memberi diri di jalan pengutusan yang tak terpahami tak terduga.

Ia hanya percaya.

Keluarga dan beberapa umat yang dikenalnya secara khusus mendoakannya. Mereka pun meneteskan airmatanya yang suci.

Seakan-akan mereka berkata, jalanmu tidak gampang. Tantangan demi tantangan menghadang.Hidupmu juga tidak dapat diterawang. Pengutusanmu juga tidak dapat dirancang.

Kemana pun engkau diutus, cocok atau tidak cocok. Seberat apa pun yang akan kau alami dalam pengutusanmu, hadapilah.

Jangan berharap bahkan bermimpi semua orang menerima dirimu apa adanya. Sebaik apa pun pelayananmu. Seramah dan sedekat apa pun yang kau usahakan dalam pengabdianmu, jangan pernah lupa. Kami selalu ada dan berdoa untukmu.

Teguhlah.

“Pergilah kepada saudara-saudari-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.” ay 17.

Tuhan, sadarkan dan mampukanlah kami.  Aku adalah pengutusan-Mu. Amin.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here