Tantangan Agama dan Perlukah Dibela Manusia?

0
304 views
Ilustrasi: Para suster jubilaris KFS di depan Gereja Kristus Raja Sambas, sesaat sebelum mengikuti Perayaan Ekaristi syukur bersama Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus dan beberapa imam lain. (Mathias Hariyadi)

PERLUKAH agama dibela manusia? Bukankah agama adalah wahyu Tuhan dan dipastikan dilindungi oleh-Nya? Jadi mengapa masih perlu manusia untuk membelanya? Dibela di hadapan siapa? Dan bagaimana membelanya?

Agama yang berasal dari Tuhan pasti akan bertahan tanpa pembelaan manusia, karena Tuhan adalah Roh yang senantiasa menyertainya. Namun, manusia berhak membela agamanya sebagai cara dia beriman di tengah dunia. Sebab, kesaksian manusia beriman merupakan tanda bahwa dia membela haknya beragama di hadapan sesama.

Agama di hadapan dunia kerap diadili oleh tantangan-tantangan seperti berikut:

  •  Keragaman agama yang sering menjadi alasan konflik antar umat beragama.
  • Kejahatan mengatasnamakan agama.
  • Pertanggungjawaban iman di hadapan ilmu pengetahuan.
  • Makna agama di tengah penderitan manusia dan bencana dunia

Kekristenan sejak awal mengenal ilmu pembelaan agama yang disebut apologetika.

Agama Kristen yang bergumul dengan filsafat Yunani waktu itu melahirkan para pembela Kekristenan yang sangat terkenal misalnya Augustinus dan Thomas Aquinas. Mereka adalah apologet yang membela ajaran Kristiani dengan tulisan dan orasi. Sehingga lahirlah buku-buku teologi yang sangat terkenal dan berpengaruh sampai sekarang.

Apologetika merupakan gaya sastra yang unik dan menjadi dorongan positif bagi setiap orang mendalami ajaran agamanya sendiri bahkan mengenal ajaran agama lain.

Apologetika juga melibatkan nalar manusia untuk menghidangkan argumentasi logis tentang agama sehingga menjadi jawaban-jawaban yang terkait dengan rasa ingin tahu akal budi pada keterangan-keterangan masuk akal suatu agama.

Karena agama serta Kitab Sucinya mengandung kekayaan wawasan yang tiada habisnya sehingga apologetika juga berkembang sesuai dengan bahasa kekinian dan munculnya tantangan-tantangan baru dunia.

Apologetika mendesak orang berpikir kritis sekaligus hormat pada diskusi logis dan sistematis. Agama dalam hal ini bukan dibela dengan kekerasan fisik melainkan dengan argumentasi-argumentasi yang mempertahankan apa yang benar dalam ajarannya.

Pertarungan “tulisan dan orasi” dalam dunia apologetika itu biasa. Namun, hendaknya apologetika menjadi sebuah perjuangan argumentasi yang berdasarkan motivasi mempertahankan kebenaran dan bukan sekedar debat dangkal dan semata-mata mengandalkan siasat bersilat kata.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here