DI masa pandemiccovid-19 ini ada berbagai aspek kehidupan yang berubah. Untuk itu, kita harus tetap semangat dan tetap kuat dalam menjalani hari-hari.
Kita dapat mengaplikasikan nilai-nilai dari Santa Maria de la Purissima Salvat Romero dalam menjalani kehidupan ini.
Dari Madrid
Santa Maria de la Purissima Salvat Romero lahir di Madrid, Spanyol, tanggal20 Februari 1926 dan meninggal pada 31 Oktober 1998 di Sevilla, Spanyol. Ia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara, ahir dari pasangan Ricardo Salvat Albert dan Margarita Romero Ferrer.
Dia dibaptis dengan nama Maria Isabel di Gereja Our Lady of the Conception dan menerima komuni pertama pada usia enam tahun.
Ia adalah seorang biarawati anggota Suster-suster Persekutuan Salib. Ia mengambil nama Purissima Salvat Romero setelah menjadi anggota Suster-suster Persekutuan Salib.
Di balik berbagai pencapaian yang ia tempuh yakni menjadi seorang biarawati, ada kisah dalam kehidupan beliau yang menarik untuk disimak. Mengenai teladan imannya sebagai orang Katolik.
Tegakkan ajaran Gereja
Maria de la Purissima Salvat Romero mempunyai komitmen yang kuat untuk menegakkan magisterium Gereja.
Pada bulan Juli 1936 hingga 1938, Romero dan keluarganya meninggalkan Spanyol menuju Portugal untuk menghindari penganiayaan Perang Saudara Spanyol. Mereka kembali setelah konflik berakhir.
Selama berada di Portugal, dia menyadari panggilan sejatinya adalah hidup religius. Ibunya menyetujui keputusan ini, namun ayahnya tidak menyetujui ini, meskipun kemudian ayahnya mengalah pada keinginan kuat putrinya.
Romero bergabung dengan Suster Kompi Salib pada tanggal 8 Desember 1944 dan untuk pertama kalinya menjadi anggota Kongregasi pada tanggal 9 Juni 1945, juga menggunakan nama baru untuk melambangkan ini.
Romero kemudian mengucapkan kaul sementara pada 27 Juni 1947 dan mengambil kaul kekal pada 9 Desember 1952.
Beliau terus menjaga kharisma sambil berfokus pada kesetiaan yang diperbarui pada pesan Injil dan magisterium Gereja, serta penekanan tambahan pada devosi Maria dan Ekaristi.
Romero juga bertemu dengan orang sakit dan orang miskin setiap pagi, bekerja tanpa lelah untuk mereka dalam hal menyediakan makanan dan membersihkan pakaian mereka.
Suri teladan
Di masa pandemi Covid-19 ini, kita perlu mengimplementasikan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh Maria de la Purissima Salvat Romero yaitu hidup religius dan peduli.
Seperti kisah perjalanan Maria de la Purissima Salvat Romero, dijelaskan bahwa meskipun terjadi Perang Saudara di Spanyol namun itu tidak membuat dia takut, tetapi malahan membangkitkan semangatnya untuk kembali ke Portugal dan menyadari bahwa panggilan sejatinya adalah hidup religius.
Melihat sikapnya, di pandemi sekarang ini, kita juga harus bisa untuk hidup religius, membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Di saat ini kita memang dibatasi untuk beribadah di gereja, namun gereja juga sudah menyediakan sarana agar kita dapat beribadat walapun secara online (virtual).
Begitu juga untuk membangun relasi dengan sesama di tengah pandemi saat ini, kita bisa melakukannya secara virtual seperti video call.
Menjadi seorang yang beriman, yang dapat menjalin relasi dengan Tuhan dan sesama adalah salah satu hal yang dapat diteladani dari beliau. Ia merupakan seorang biarawati dari Spanyol dan anggota dari suster-suster Persekutuan Salib.
Untuk menjadi seorang biarawati dan orang kudus, beliau melalui banyak rintangan dan masalah. Tapi beliau selalu yakin percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertainya. Sebagai orang Katolik, kita pasti tahu tentang doa Rosario.
Oleh karena itu, sebagai orang yang beriman, kita bisa melakukan doa Rosario ini dengan keluarga kita sendiri secara langsung. Doa Rosario ini juga dapat kita lakukan dengan sanak saudara yang berada di tempat lain, yakni dengan doa Rosario virtual.
Di tengah pandemi covid 19 ini kita harus saling peduli. Kita perlu membantu mereka yang terdampak pandemi ini, misalkan ada yang kehilangan pekerjaan. Untuk membantu mereka yang terdampak pandemi, kita bisa membatu dengan mendonasikan apa yang kita miliki untuk mereka.
Dalam hal ini, kita tidak hanya membantu satu orang, melainkan kita telah membantu ribuan orang. Tak hanya peduli dengan orang lain, kita juga harus peduli dengan kesehatan diri kita.
Peduli dengan sesama dan diri sendiri dapat dilakukan dengan selalu memakai masker dimana dan kapan saja, selalu jaga jarak dan tetap menjaga kebersihan.
Walaupun pandemi telah menyebabkan perubahan dalam segala aspek kehidupan, namun tidak selamanya perubahan yang ditimbulkan merugikan, melainkan ada yang menguntungkan.
Sebagai orang beriman, kita harus tetap yakin dan percaya, dibalik semua peristiwa, keadaan atau masalah yang kita alami saat ini Tuhan sudah merencanakan yang terbaik, yang tidak bisa terpikirkan oleh manusia.
*) Tresia Yuastita Tangnalloi, mahasiswi semester satu Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.