Bacaan 1: Kis 13:13-25
Injil: Yoh 13:16-20
DULU kita sering mendengar orang asing yang memuji kesopanan, moralitas dan keramahan bangsa Indonesia. Namun sepertinya bangsa ini telah mengalami dekadensi moral. Anak muda kadang tak lagi hormat pada orang yang lebih tua, berkata kasar seperti sudah biasa dan sebagainya.
Maka pemerintah mencanangkan pendidikan karakter secara holistik di setiap jenjang pendidikan untuk mengatasi masalah ini.
Pendidikan karakter bukan tentang teori atau konsep semata, namun harus dengan keteladanan. Karena karakter merupakan suatu perilaku (behaviour).
Contoh perbuatan dan teladan dari guru di sekolah amat besar pengaruhnya dalam pendidikan karakter. Guru bukan hanya sebatas pengajar ilmu pengetahuan, namun juga budi pekerti guna membentuk karakter siswa.
Saat perjamuan terakhir, Yesus memberi teladan bagaimana Ia membasuh kaki para murid-Nya. Sebuah pengajaran tentang melayani sesama dan kerendahanhati dari Sang Guru.
Meski Ia tahu ada satu murid yang akan mengkhianati-Nya, yaitu Yudas Iskariot, namun Ia tidak membedakan mereka satu sama lain.
“Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, atau pun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.
Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”
Demikian sabda-Nya kepada para murid.
Kita para murid-Nya, diutus untuk mewartakan serta melayani sesama tanpa membeda-bedakan status dengan rendah hati. Barangsiapa menerima pelayanan yang kita lakukan, sebenarnya mereka menerima Yesus dan Allah Bapa.
Dalam kotbahnya kepada jemaat Yahudi diaspora di Antiokhia Pisidia, Rasul Paulus juga mengajarkan tentang kerendahanhati lewat contoh perilaku Yohanes Pembaptis.
Paulus memulai dengan sejarah bangsa Israel sejak dari pembuangan di Mesir hingga Allah menurunkan Tuhan Yesus Sang Mesias dari keturunan Daud.
Menjelang kedatangan-Nya, Allah telah mempersiapkan Yohanes Pembaptis sebagai pembuka jalan bagi Mesias. Ia mempertobatkan banyak orang Yahudi agar mereka layak menyambut-Nya.
Namun ia menolak disebut Mesias.
“Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nyapun aku tidak layak.”
Itulah teladan kerendahan hati Yohanes Pembaptis yang patut kita laksanakan.
Pesan hari ini
Sang Guru telah membentuk karakter para murid-Nya. Memberi teladan untuk melayani dengan kerendahanhati kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan, mari kita laksanakan.
“Guru sejati mampu menghidupkan cinta murid-muridnya untuk melayani sesama. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”