Temu Dewan Pastoral Paroki Keuskupan Agung Pontianak: Pentingnya Kerjasama Religius dan Kaum Awam demi Evangelisasi

0
556 views
Suasana pertemuan di Rumah Retret Tirta Ria Kubu Raya, Pontianak. (Ist)

TEMU Dewan Pastoral Paroki (DPP) I se-Keuskupan Agung Pontianak yang dilaksanakan di Rumah Retret Santo Fransiskus Assisi Tirta Ria telah berlangsung sampai pada hari ketiga tanggal 19 Oktober 2019. Di sini diulas sebuah tema tentang Misi dan Evangelisasi.

Hadir dalam pertemuan tersebut Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pastor Haryatmoko SJ yang berperan sebagai narasumber. Lalu ada Pastor Paroki Sungai Raya Pastor Laurentius Prasetyo CDD yang bertindak sebagai moderator, serta 331 orang perwakilan DPP dari 29 Paroki di Keuskupan Agung Pontianak yang terdiri dari pastor, suster, dan mayoritas kaum awam.

Dalam sesi tersebut, Pastor Haryatmoko SJ menjelaskan tentang konsep-konsep inti Revolusi Industri 4.0 yang membawa disrupsi digital yang berawal dari disrupsi ekonomi, tetapi pada akhirnya memengaruhi pembentukan mentalitas masyarakat.

“Teknologi tidak bisa ditolak, kalau kita selalu mengkritisi maka kita akan ketinggalan. Maka orang yang diuntungkan dalam teknologi informasi ini adalah mereka yang inovatif dan kreatif,” ungkapnya doktor teologi alumnus Institute Catholique de Paris dan alumnus Universitas Sorbonne di Paris ini.

Selain itu, Pastor Haryatmoko juga mengungkapkan pentingnya kerjasama antara kaum tertahbis dan awam dalam visi dan misi Evangelisasi terutama menghadapi disrupsi digital di Keuskupan Agung Pontianak.

Menegaskan pentingnya kerjasama antara kaum religius dan kaum awam di abad serba digital ini.

10 prinsip acuan

Oleh karena itu, Pastor yang humoris ini mengusulkan 10 prinsip kerjasama kaum tertahbis dan kaum awam Keuskupan Agung Pontianak.

10 prinsip kerjasama kaum tertahbis dan kaum awam Keuskupan Agung Pontianak sebagai berikut :

  1. Pemimpin Gereja atau lembaga menyadari melakukan perubahan dengan orientasi pada kepuasan umat.
  2. Kaum tertahbis diajak lebih perhatian mendengarkan ide baru orang muda, organisasi kecil yang inovatif berkat teknologi digital.
  3. Kaum tertahbis menciptakan kecerdasan kolektif memberdayakan umat dalam menjawab tantangan perkembangan teknologi dan masalah sosial ekonomi.
  4. Investasi teknologi digital harus mendapat prioritas.
  5. Digitalisasi perlu merekrut tenaga kompenten di IT (kerjasama awam).
  6. Struktur organisasi: jejaring dan tim.
  7. Organisir administrasi misi berdasarkan sistem sister-parishes.
  8. Beasiswa pendidikan awan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
  9. Diciptakan tim inovasi kecil yang lincah dalam pembaharuan kebijakan.
  10. Gereja ikut berperan di dunia virtual, syarat utama adalah kerja dalam tim dan jaringan.

Penjelasan 10 prinsip ini menjadi penghujung materi dalam sesi tema Misi dan Evangelisasi tersebut. Tentu saja, ada harapan yang mendalam dengan terlaksananya pertemuan tersebut.

Suasana pertemuan.
Partisipasi umat dalam pertemuan ini.

Hal ini disampaikan oleh Dirdios KKI Keuskupan Agung Pontianak, Romo Silvanus Ilwan CP.

“Semoga dengan kegiatan ini, Gereja Katolik khususnya dalam konteks Keuskupan Agung Pontianak semakin kuat dan semakin kontekstual,” katanya seraya mengungkapkan bahwa para peserta dengan penuh semangat mengikuti pertemuan tersebut di Tirta Ria yang merupakan tempat rekoleksi dengan pesona alam yang luar biasa indah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here