Temu Karya K3S Regio Jawa 2019 di Keuskupan Purwokerto

0
1,097 views
Temu Karya K3S Regio Jawa 2019 dari tujuh keuskupan di Jawa.

TEMU Karya Sharing Komisi Kerasulan Kitab Suci se Regio Jawa tahun 2019 kali ini diadakan di Keuskupan Purwokerto tanggal 2–5 Mei 2019 di Rumah Pastoral Hening Griya, Baturaden, Kabupaten Banyumas. Forum ini diikuti oleh 7 Keuskupan yang ada di Jawa yaitu:

  • Keuskupan Agung Jakarta;
  • Keuskupan Bogor;
  • Keuskupan Bandung;
  • Keuskupan Purwokerto;
  • Keuskupan Agung Semarang;
  • Keuskupan Surabaya;
  •  Keuskupan Malang.

Temu Karya Komisi Kerasulan Kitab Suci (K3S) adalah merupakan pertemuan tahunan khususnya untuk membahas program yang berhubungan dengan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) setiap tahunnya, di mana tema besar untuk tahun 2019 adalah “Mewartakan Kabar Gembira di Tengah Krisis Lingkungan Hidup”.

Acara dibuka dengan misa yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Purwokerto, Mgr. Chritophorus Tri Harsono.

Dalam homily, beliau menyitir Injil Yohanes 3:31–46 tentang “Siapa yang datang dari atas ada di atas semuanya, siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi… Barang siapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya”.

Misa pembukaan dipimpin oleh Mgr. Christophorus Tri Harsono bersama 7 pastor lainnya dari masing–masing Keuskupan.

Dalam sebuah istilah, Monsinyur menggunakan singkatan LAPAS = Langit, Atas, Pencipta, Allah dan Surga dan BBCD  = Bumi, Bawah, Ciptaan, Duniawi.

Beliau juga mengungkapkan tentang ketaatan yang dalam istilah pastoral dibandingkan dengan kaul. 

Semangat Pewarta Gembira harus dapat membuktikan dan memperbaiki Lingkungan Hidup. Keimanan pewarta Kabar Gembira dapat menjadi teladan kehidupan yang menghargai Lingkungan Hidup di bumi ini.

Seorang yang beriman harus mampu menjaga dalam seluruh kehidupannya dan orang yang tidak menjaga Lingkungan Hidup berarti orang yang tidak beriman. Karena kekuatan semua yang berasal dari Kabar Gembira itu aturannya semuanya ada dalam ketaatan itu.

Sebagai pewarta, apakah Kabar Gembira sudah dijadikan sebagai sumber kehidupan, saksi keadilan dan bukti kedamaian.

Sebagai seorang pewarta baik pastor maupun awam apakah sudah mewartakan Kabar Gembira Kitab Suci orang Kristiani yang memang unggul dari yang unggul dan merupakan buatan Allah yang begitu Ilahi isinya bukan buatan manusia.

Krisis Lingkungan hidup berarti adalah krisis Kebenaran dan Kebaikan, buah hasil iman harus nyata, penuh sukacita dan untuk menjaga Lingkungan Hidup sebagai sesama ciptaan Allah.

Sambutan dan prospektus Ketua Panitia Romo Ignatus Wong Sani Saliwardaya MSC dari Keuskupan Purwokerto.

Acara Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan Temu Karya K3S Regio Jawa oleh Ketua K3S Keuskupan Purwokerto yaitu Romo Ignatius Wong Sani Saliwardaya MSC.

Dalam rangkaian acaranya, pertemuan ini diisi dengan beberapa sharing di antarnya dari seorang dosen dan pemerhati Lingkungan Hidup dari Purwokerto yaitu GH Soemartono.  Dalam makalahnya, ia mengungkapkan rasa pesimistis terhadap krisis (kerusakan) Lingkungan Hidup karena eksploitasi secara berlebihan tanpa memperhatikan rehabilitasinya.

Sebagai orang beriman, ia percaya bahwa dalam proses penciptaan itu semuanya adalah baik dan dalam ilmu lingkungan diciptakan sangat cermat dan teliti dalam suatu ‘Siklus Mata Rantai”.

GH Soemartono, dosen dan pemerhati Lingkungan Hidup, memaparkan makalah tentang keprihatinannya terhadap Lingkungan Hidup di Keuskupan Purwokerto.

Sebagai referensi aktual terhadap kepedulian Lingkungan Hidup, acara Temu Karya juga mengadakan kegiatan lapangan dengan mengunjungi Kampung Laut di Kabupaten Cilacap di mana Romo Carolus OMI berkarya membantu pengembangan sosial ekonomi dan reklamasi  daerah rawa–rawa di Segara Anakan khususnya Kampung Laut  dengan menggunakan sedimentasi banjir yang dibawa oleh Sungai Serayu.

Tema kunjungan lapangan ini adalah “melihat, merasakan dan mengalami”.

Bahwa tema tentang Lingkungan Hidup dalam Bulan Kitab Suci Nasional ini bukan hanya sebagai motto atau teori saja namun telah dilaksanakan oleh Romo Carolus.

Projek tersebut dijalankan dengan kerjasama yang baik antara SDM setempat dan juga didukung bantuan dana oleh jaringan organisasi Internasional dari Amerika Serikat, Missereor dan Rotary International.

Acara tersebut dilengkapi dengan mendengarkan langsung atau testimoni dari masyarakat setempat manfaat karya Romo Carolus tersebut, yaitu Bapak Dedi selaku tokoh masyarakat, Bapak Juwandi selaku Kepala Desa, Bapak Beja selaku Kepala Dusun dan perwakilan dari Kecamatan yaitu Ibu Erna.

Dalam testimoni tersebut, Kampung Laut yang tadinya adalah sebuah kampung yang bermata pencaharian dari hasil laut nelayan, sekarang bertransformasi menjadi sebuah daerah pertanian dengan hasil padi, palawija dan buah-buahan.

“Outing” ke Kampung Laut di Cilacap, namun karena jalur yang ditempuh kurang bagus maka peserta harus rela naik truk dan jalan kaki.

Refleksi dari kunjungan lapangan ini adalah dalam pewartaan tidak harus menggunakan ayat–ayat Kitab Suci (Sabda Allah) namun bisa melalui perilaku dan kerja nyata yang memberikan manfaat kepada Lingkungan setempat.

Menjadi “garam dan terang dunia” secara sekaligus, sebab jika hanya menjadi garam maka akan larut dan tinggal rasanya saja namun dengan menjadi terang maka akan selalu menjadi penunjuk arah langkah yang pasti ke tempat tujuan akhir orang beriman yaitu hidup kekal.

Romo Martin Harun OFM membawakan makalah “Gagasan Pokok” materi BKSN 2019.

Puncak acara Temu Karya adalah mendengarkan Gagasan Pokok bahan Bulan Kitab Suci Nasional yang dibawakan oleh penulisnya yaitu Romo Martin Harun OFM.

Sebagai referensi, Romo Martin Harun menggunakan dokumen ensiklik Laudato Si’ (“Terpujilah Engkau”) dari Paus Fransiskus yang intinya berbicara tentang perawatan bumi, rumah kita bersama yang diilhami oleh St. Fransiskus Assisi.

Paus mengingatkan kita bahwa bumi bagaikan seorang saudari yang berbagi hidup dengan kita dan sebagai seorang ibu yang mengasuh kita. Bumi saudari ibu kita ini sekarang menjerit karena segala kerusakan yang ditimpakan kepadanya oleh manusia yang dengan rakus menjarah ibu pertiwi. Karena kekerasan hati manusia, saat ini bumi, tanah, air, udara, dan semua makhluk menderita sakit (LS 1-2).

Paus berseru agar umat Katolik bersama seluruh masyarakat dunia bangun dari sikap acuh tak acuh, membuka mata bagi kerusakan bumi dan sebab-sebabnya, tanpa menunda bersama-sama mencari serta mengusahakan suatu solusi sebelum terlambat.

Dalam Tema BKSN 2019 ini mengandaikan dua hal:

  1. Paham akan krisis ekologis saat ini.
  2. Paham akan pesan Alkitab tentang nilai dan tujuan alam ciptaan.

Teks-teks pendalaman diambil dari satu cerita: tentang air bah dan Nuh (Kejadian 7, 8 dan 9).

Kemudian Temu Karya dilanjutkan dengan sharing program unggulan dari masing–masing Keuskupan dalam hubungannya dengan Kegiatan Pendalaman Kitab Suci terutama Bulan Kitab Suci Nasional, dari sharing ini diharapkan akan saling memperkaya dan menimba pengalaman dari masing masing Keuskupan.

Peserta Temu Karya sedang mengikuti Sharing Program Unggulan dari K3S masing masing Keuskupan.
  1. Keuskupan Bogor telah melakukan survei tentang Kitab Suci di mana disitu didapatkan gambaran atau potret umat seberapa akrab dengan Kitab Suci. D isamping itu, K3S Keuskupan Bogor juga akan menyelenggarakan Workshop Fasilitator Kitab Suci untuk memperlengkapi para Fasilitator agar lebih siap dalam kegiatan BKSN.
  2. KAJ, dalam melaksanakan BKSN akan membuat sesuai dengan Ardas disamping itu pelatihan–pelatihan Fasilitator Kitab Suci juga akan terus dilakukan dengan menekankan pada karakterisasi serta narasi dalam kisah–kisah.
  3. Keuskupan Bandung dalam pelaksanaan BKSN akan menggunakan tema dan bahan sesuai bahan dari Lembaga Biblika Indonesia (LBI)
  4. KAS memiliki program unggulan pelatihan Fasilitator (dengan materi tafsir, public speaking, mengelola kelompok, bagaimana mendengarkan) dan dalam pelaksanaan BKSN menjelaskan keprihatinan dari masing–masing kevikepan terhadap krisis Lingkungan Hidup di daerahnya.
  5. Keuskupan Surabaya dalam BKSN akan disesuaikan dengan tema Musyawarah Pastoral 2020.
  6. Keuskupan Malang, juga memiliki program pelatihan Fasilitator KS (teknik pewartaan dan simulasi) sebelum mereka terjun ke Lingkungan dan dalam BKSN akan menggunakan bahan dari LBI dan ensiklik Laudato Si’.
  7. Keuskupan Purwokerto dalam pelaksanaan BKSN juga akan menggunakan bahan LBI dan disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan masing–masing.

Dalam acara Temu Karya ini juga menampilkan beberapa pentas seni dari masing–masing Keuskupan untuk memeriahkan kegiatan serta kepedulian terhadap seni dari daerah masing–masing.

Malam Seni menampilkan seni musik kentongan khas dari Kabupaten Banyumas.

Acara menarik disuguhkan oleh tuan rumah yang menampilkan seni musik kentongan.

Acara pamungkas adalah Pertemuan para Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci masing–masing Keuskupan dan menghasilkan program Regio Jawa selanjutnya adalah :

  1. Menyelenggarakan PERNAS (Pertemuan Nasional) dan tema BKSN 2021–2024
  2. Rencana Temu Karya K3S 2020 di Keuskupan Agung Semarang.
  3. Rencana Pelatihan Fasilitator KS 2019/2020 dipusatkan di Keuskupan Agung Semarang.
  4. Pemilihan Koordinator Regio Jawa 2020-2022 terpilih: Romo Josep Soesanto (KAJ)

Kredit foto: FX Rickoloes P & Lily Karlina

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here