SUASANA riang gembira dan canda tawa penuh sukacita mewarnai perjumpaan anak-anak remaja di Bukit Sinaksak, Kompleks Seminari Tinggi St. Petrus (STSP), Pematangsiantar, Sumatera Utara. Cuaca cerah, udara segar dan taman luas dengan tanaman hijau nan rindang melengkapi indahnya pagi ini.
Perjumpaan pada Minggu (12/2) ini terjadi dalam rangka kegiatan Pesta Tahta St. Petrus (PTSP) sekaligus menyambut perayaan syukur HUT ke-35 tahun Seminari Tinggi St. Petrus tanggal 22 Februari 2017 mendatang.
Seminari Tinggi St Petrus Pematangsiantar merupakan rumah pembinaan bagi para frater calon imam diosesan yang berasal dari enam keuskupan se-Regio Sumatera. Seminari ini berada satu kompleks dengan Kampus Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) St. Yohanes, tempat para frater, baik diosesan, maupun ordo, seperti Ordo Saudara Dina Kapusin (OFMCap) dan Ordo Saudara Dina Conventual (OFMConv) menimba ilmu.
Kegiatan yang mengangkat tema “Yesus, Engkau Andalanku”,ini merupakan kegiatan rutin yang telah menjadi salah satu agenda tetap dalam menyambut Pesta Tahta St. Petrus. Kali ini peserta yang hadir berjumlah sekitar 750-an orang, yang berasal dari 17 paroki di wilayah Keuskupan Agung Medan.
Aksi panggilan
Fr. Fransiskus Arisyanto, calon imam Keuskupan Tanjungkarang, sebagai ketua panitia perayaan PTSP, mengemukakan sebagai berikut.
“Kegiatan Temu Misdinar ini akan diisi dengan beragam kegiatan yang diawali dengan Perayaan Ekaristi bersama di Gereja St. Petrus dipimpin oleh Rm. Laurentius Totok Subiyanto, selaku Rektor STSP, didampingi oleh Diakon Iwan Swanto Lumban Gaol dan Rm. Paulus Halek Berek SSCC,” katanya.
Lebih lanjut, calon imam yang juga aktif dalam pendampingan anak jalanan di Pasar Horas bersama Kelompok Sandi Kelana ini menjelaskan hal ini. Usai Perayaan Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah yang akan diisi dengan beragam acara lainnya, seperti tarian daerah dan dinamika kelompok. Kegiatan ini bersifat rohani rekreatif, bukan kompetisi. Maka masing-masing kontingen dari setiap paroki diwajibkan menampilkan acara seni budaya.
“Selain penampilan seni budaya juga akan diadakan pengumuman pemenang hasil lomba membuat doa untuk keluarga, untuk perdamaian dunia, lomba menulis cerpen dan puisi bertema tujuh sakramen dan masa Liturgi,” paparnya.
Seraya mengutip homili Rm. Totok, ia pun menjelaskan tujuan kegiatan.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah bagian dari aksi panggilan, memperkenalkan imam diosesan dan seminari tinggi. Harapannya agar tumbuh benih-benih panggilan di antara remaja yang juga anggota misdinar, baik menjadi imam maupun biarawati. Selain itu, diharapkan agar para misdinar yang berasal dari paroki-paroki di Keuskupan Agung Medan ini bisa saling mengenal satu sama lain dan semakin menjadi serupa dengan Yesus yang mau melayani dengan tulus sebagaimana mereka sebagai misdinar belajar melayani para imam di altar,” tuturnya mantap.