SEKITAR 600 orang muda Katolik dari Singkut, Jambi dan Muara Bungo (SIJAMBU) berkumpul di Gereja Santo Gregorius Agung yang di tahun ini menjadi tuan rumah Temu Akbar Orang Muda Katolik SIJAMBU. Pertemuan akbar dua tahunan ini diselenggarakan dari 27 sampai 30 Juni 2017.
Tema yang diangkat dalam Temu Akbar ini adalah SIJAMBU Metal, yaitu “Mencintai Tuhan Allah, Melayani Tuhan Allah” (Loving as God’s Loved).
Perayaan Ekarsti pembukaan Temu Akbar SIJAMBU dimulai pukul 18.00 WIB dan dipimpin oleh Mgr. Aloysius Sudarso SCJ. Dalam homilinya, Bapak Uskup menegaskan bahwa orang muda memiliki peran penting dalam masyarakat dan Gereja. Orang muda bukan lagi anak-anak, namun juga belum sepenuhnya dewasa.
“Orang muda ada di antara itu. Karena itu, peran orang muda juga dapat menjadi perantara antara adik yang masih kecil dan orang dewasa. Mari direnungkan apa yang sebenarnya diberikan Tuhan kepada orang muda. Pertama, bersyukur karena anugerah hidup. Kalau kita tidak hidup, tidak bisa menikmati apa-apa,” kata Mgr. Sudarso, Uskup Agung Palembang ini.
Menjadi Pembaharu
Orang muda sering menjadi pembaharu. Karena itu, Bapak Uskup menyerukan kepada OMK –khususnya Distrik SIJAMBU– bahwa mereka dipanggil untuk menjadi baru agar yang tua selalu merasa diperbaharui. Seperti Yesus yang memilih orang muda dikirim ke seluruh dunia untuk membaharui dunia, melanjutkan pengutusan Kristus.
“Orang muda itu dinamis, suka berkumpul tanpa membedakan agama, solider, kebersamaan, mudah bergaul. Itulah sifat orang muda yang diberikan Tuhan. Karena itu, Tuhan sangat membutuhkan orang muda untuk membaharui keluarga, Gereja dan dunia. Inilah, betapa penting menjadi orang muda,” tuturnya.
Bentuk perhatian Gereja kepada orang muda menjadi pengharapan Tuhan Yesus.
Dalam SIJAMBU ini, orang muda dilatih untuk menjadi terampil, pandai membawa sukacita dan pembaruan, bersikap dan berpikir positif. Orang muda memberi harapan kepada semua orang.
Mgr. Sudarso menyitir Injil yang dibacakan Selasa (27/6), yaitu ketika Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus menyatakan tentang melewati pintu yang sempit. Yang dimaksud pintu yang sempit adalah kita harus sadar diri dan rendah diri di hadapan Tuhan.
“Melalui pertemuan ini, Anda dilatih untuk rendah hati, disiplin, mampu mengenal diri sendiri, agar mampu masuk lewat pintu sempit itu. Anda harus belajar menemukan Tuhan dalam dirimu. Sesuai dengan tema pertemuan ini, orang muda pun harus dekat dengan Tuhan dan menyapa Dia. Sebab dalam Agama Katolik, Tuhan sangat dekat dengan manusia karena Ia hadir dalam diri Yesus. Tuhan tidak menjauhkan diri, tapi mendekat dengan menjadi seperti kita manusia,” tutur Mgr. Sudarso SCJ.
Karena itu, Gereja mengharapkan Orang Muda Katolik merasa bangga menjadi OMK karena Tuhan menyertai dan dekat dengan kita semua dengan menjadi manusia. Setelah Ia wafat, Ia bangkit dan mengutus Roh KudusNya untuk hadir di antara kita dan menyertai kita. Yesus pun memilih orang muda, supaya berani memilih yang baik dan tidak mengikuti hal-hal yang merugikan seperti narkoba atau seks bebas.
“Anda mesti menjadi orang muda yang penuh semangat, menjadi tanda pembaru, penerus hidup, menjadi berkat dan keharuman bagi keluarga dan bangsa yang kini sedang mengalami kesulitan. Anda sekalian diutus menjadi orang muda yang dapat mengatasi semua masalah ini dengan baik,” pesan Bapak Uskup.