Tentang Jesuit: Pernyataan Kehendak dari Pertemuan Kerasulan Sosial JCAP

2
1,048 views
Jesuit Universal Apostolic Preferences. (Ist)

Pengantar

Perkenankan saya membagi “Pernyataan Kehendak” dari peserta Pertemuan Kerasulan Sosial JCAP yang telah berlangsung 19-21 Agustus kemarin di Yogyakarta. Versi asli dalam bahasa Inggris, dan saya terjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia.

Pernyataan ini sebagai hasil berdinamika bersama selama 3 hari dalam upaya menjawab panggilan Pater Jenderal tentang Preferensi Kerasulan Universal.

Dokumen bisa dilihat dalam lampiran (dan saya copy di bawah dalam versi Indonesia). Kami berharap bahwa gayung akan bersambut.

Terima kasih dan berharap bisa bekerjasama.

————-
19-21 Agustus 2019

Kami, 24 delegasi dan wakil utama Kerasulan Sosial JCAP berkumpul untuk merefleksikan panggilan dan pertobatan yang berasal dari Preferensi Kerasulan Universal dan 50 Tahun Sekretariat Keadilan Sosial dan Ekologi.

Kami percaya bahwa Preferensi Kerasulan Universal menggarisbawahi isu-isu penting yang menuntut tanggapan mendesak, terintegrasi dan didiskresikan secara baik yang berakar pada harapan bahwa hanya Roh yang dapat memberikannya.

Kami berduka bersama bumi dan orang miskin. Pada saat yang sama, kami mangakui dan mersasa sedih tentang kerapuhan dalam Serikat Yesus, dan dalam Gereja, seperti kurangnya keramahan, kesatuan, kepercayaan, dan solidaritas kita, serta pelanggaran terhadap anak-anak.

Jesuit Social Service. (Ist)

Kami sangat kuat merasakan bahwa perubahan dan pertobatan tidak akan terjadi tanpa perjumpaan nyata dengan Tuhan, yang juga berarti perjumpaan dengan orang miskin. Kami menghargai warisan Ignasian kita yang menekankan kesatuan dimensi-dimensi itu dalam hidup dan misi kita.

Dengan berkontemplasi dalam aksi, kami mengakui kebutuhan untuk menemukan kembali keseimbangan dan integrasi antara beingdoing dan knowing.

Kami perlu membuang sikap ketidak-pedulian terhadap solidaritas yang mengubah dan membawa kehidupan, khususnya dengan mereka yang tersingkir dan kaum muda.

Kami harus berani melampui zona nyaman. Hanya jika kami melakukan itu, kami mampu melihat wajah tersembunyi dari mereka yang tak berwajah, mendengar suara dari mereka yang tidak bersuara, dan menemukan kekuatan dari mereka yang tak berdaya.

Kami menyadari bahwa tanpa kerjasama yang kuat dengan para Yesuit, kaum wam dan kaum religius, misi ini tidak mungkin.

Kami melihat Roh bekerja di luar Serikat Yesus – Gereja secara luas, kelompok-kelompok sekuler, agama-agama lain, kaum muda, gerakan akar rumput dan jaringan internasional. Kami berusaha untuk mendengarkan, belajar dari mereka dan bekerjasama dengan pihak l ain. Panggilan untuk bersikap rendah hati dan keinginan untuk bergabung dengan usaha-usaha mereka.

Sebagai kerasulan sosial, kami berjanji untuk:

  • Memperdalam spiritualitas Ignasian dan penerapannya dalam karya kami.
  • Menjaga dan melindungi anak-anak dan remaja kelompok rentan.
  • Mencari dan memperdalam relasi dengan orang termiskin, keluar daro zona nyaman kami dengan penuh keberanian dan kerendahan hati.
  • Bekerja sebagai satu tubuh dalam misi bersama dan bukan sebagai tubuh atau individu yang terisolasi.
  • Berani dan profetik dalam mengadvokasikan secara internal dalam Serikat Yesus agar mempunyai komitmen lebih besar terhadap orang miskin dan rumah kita bersama (bumi), dan memperkuat karya sosial.
  • Terlibat dalam pembedaan roh, perencanaan bersama, dan karya-karya bersama lintas kerasulan.
  • Bekerjasama dengan Gereja secara luas, agama-agama/kepercayaan lain dan masyarakat sipil sekuler.
Jesuit Asia Pacific Conference (Ist)

Pada saat yang sama, kami meminta kepada Serikat Yesus untuk mengungkapkan secara nyata komitmennya bagi orang miskin dan rumah kita bersama (bumi) dengan:

  • Memperkuat kerasulan sosial dan berkomitmen menyediakan personel dan sumber daya.
  • Memberi kesempatan bagi anggotanya untuk berjumpa dan bersama dengan orang yang paling miskin.
  • Mempromosikan dialog kerasulan secara luas dan perencanaan lintas sektor.
  • Menyadari dan mengambil tindakan terhadap krisis iklim sebagai isu universal yang mendesak.
  • Berkomitmen pada diri sendiri untuk mempromosikan dialog dan rekonsiliasi ketika menghadapi konflik politik dan sosial di dalam masyarakat.
  • Mengidentifikasi kebutuhan perubahan struktur agar dapat menjawab secara lebih baik terhadap misi.

Kami menghendaki melakukan demikian, dengan:

  • penuh rasa syukur, atas para Yesuit, kaum awam dan kaum religious yang telah menjalankan misi ini;
  • penuh sukacita karena dipanggil menjadi sahabat dan hamba-hamba Kristus dala misi-Nya untuk rekonsiliasi dan keadilan;
  • penuh harapan karena mengetahui bahwa Dia akan memberikan kepada kami apa yang kami butuhkan untuk menjawab panggilan-Nya pada masa yang kritis ini dengan keberanian, urgensi dan kemurahan hati.

Yogyakarta, Indonesia, 21 Agustus 2019

Terima kasih dan salam.

2 COMMENTS

  1. Salam perkenalan Romo Adrianus saya Erasmus ketua sub seksi Advokasi SKP Paroki Tomang mau menanyakan apa nama lembaga gereja katolik indonesia yg menangani khusus masalah Migran dan Penggungsi selain UNHCR apakah JRS salah satunya dan adakah yang lain. Terimaksih Romo. ????

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here