Tentang Orang yang Percayakan Hartanya pada Hambanya (1)

0
1,441 views

Rekan-rekan yang budiman!
Perumpamaan mengenai talenta dalam Mat 25:14-30 berawal dengan kisah tentang orang yang mempercayakan hartanya kepada para hambanya karena ia akan lama bepergian ke luar negeri. Dan jumlah uang yang ditinggalkannya itu amat besar. Satu talenta nilainya 10.000 dinar dan satu dinar itu waktu itu upah sehari pekerja harian.

Pendengar waktu itu langsung menangkap arah perumpamaan ini, yakni kepercayaan yang luar biasa besarnya dari pihak pemilik kepada para hambanya. Dan memang perumpamaan ini lebih bercerita mengenai sang pemberi daripada mengenai mereka yang menerima. Dari 16 ayat dalam petikan ini, 10 ayat dipakai untuk menggambarkan tindakan serta kata-kata sang tuan dan hanya 6 ayat dikhususkan bagi hamba-hambanya.

Sesuai kesanggupan masing-masing
Orang itu mempercayakan miliknya kepada tiga orang hambanya. Ia mengenal kemampuan mereka satu persatu dengan baik. Injil mengutarakannya dengan ungkapan “…masing-masing menurut kesanggupannya.” Begitulah pemilik tadi merasa aman dapat menitipkan hartanya kepada orang-orang yang dekat yang sungguh dikenalnya. Ia percaya mereka akan menjaganya dengan sebaik-baiknya dan mau menjalankan uangnya. Ia berharap akan tetap beruntung, di luar negeri dan di tanah sendiri. Perusahaannya akan tetap berjalan.

Selama sang tuan berada di negeri lain, kedua hamba yang pertama memang menjalankan uang majikannya. Usaha mereka mendatangkan hasil yang sepadan dengan modal yang dipercayakan kepada mereka. Baik yang mendapat lima talenta maupun yang mendapat dua sama-sama mengatakan kepada tuan mereka “Tuan, sekian talenta tuan percayakan kepadaku….” Jelas dari situ bahwa sejak permulaan mereka tahu bahwa mereka dipercaya tuan mereka. Kiranya kesadaran inilah yang membuat mereka berani berusaha agar harta yang dipercayakan itu menjadi harta yang hidup.

Mereka dapat berkata telah mendapat laba sebanyak talenta yang dipercayakan. Dan ternyata yang mereka kerjakan mendapat perkenan.
Sang pemilik berkata bahwa mereka akan mendapat tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar karena telah menunjukkan kesetiaan dalam hal kecil. Mereka juga akan semakin berbagi kekayaan dengan pemilik tadi. Mereka diajak masuk ke dalam kebahagiaan tuan mereka. Maksudnya, tuan tadi akan membuat mereka menjadi anggota rumah yang merdeka, dan bukan lagi hamba. Pembaca zaman itu dapat segera menyimpulkannya bahwa itulah maksud kata-kata pemilik yang kembali tadi. Usaha mereka telah membuat mereka menjadi orang merdeka yang tetap boleh berdiam di rumah tuan mereka. Inilah pahala terbesar yang dapat diharapkan.

Injil Minggu Biasa XXXIII/A tgl. 13 Nov 2011 (Mat 25:14-30)

Atas izi penulis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here