Rabu, 25 April 2024
Kis. 12:24-13:5a;
Mzm. 67:2-3,5,6,8;
Yoh. 12:44-50
DUNIA adalah tempat yang gelap. Banyak orang menolak terang atau menolak hidup di jalan kebenaran. Susah derita manusia sering kali menjadi akibat pilihan manusia yang lebih memilih hidup dalam kegelapan.
Hidup dalam kegelapan itu ibarat hidup tanpa harapan, karena kita hanya berjalan menuju kebinasaan. Hidup di dalam kegelapan itu sebuah tragedi. Tragedi yang dialami oleh manusia bukanlah ketika ia mati secara fisik, melainkan ketika sebenarnya sudah mati padahal ia masih hidup. Ia menjadi mayat yang tetap beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa tujuan yang jelas.
Dunia juga diisi dengan orang buta yang menuntun orang buta yang membutuhkan jalan untuk mencapai puncak kepenuhan hidup. Mereka berjuang sekuat tenaga tetapi tanpa arah yang pasti. Satu-satunya harapan kita adalah Yesus. Satu-satunya, penuntun sejati kita adalah Roh Kudus.
“Saya menyesal sekali telah mengirim anakku ke kota,” kata seorang bapak. “Aku hanya berharap anakku bisa belajar dengan baik, dan bisa bertumbuh menjadi pribadi yang baik. Namun harapan itu tinggal impian, karena anakku bukannya belajar dengan giat malah terpengaruh teman-temannya sibuk main game dan judi online hingga kuliahnya terbengkalai.
Uang kuliah habis untuk main game dan judi bahkan punya hutang. Saya sungguh menyesalkan bagaimana dia bisa meninggalkan jalan terang dan hidup dalam kesenangan semu dan perilaku jahat karena membohongi kami sekelaurga.
Kami menyimpan uang demi dia, kami rela tidak makan supaya bisa kirim uang tepat waktu, kami menahan diri untuk beli sesuatu supaya dia bisa beli laptop dan alat tulis untuk kuliah. Namun kenyataannya dia tidak kuliah malah hidup tidak benar.
Anakku benar-benar menolak terang dan hidup dalam kegelapan,” ujar bapak itu.
Dalama bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Lewat perikope bacaan Injil hari ini, Yesus menunjukkan diri-Nya bahwa Dia sebagai jawaban atas pertanyaan eksistensial kehidupan. Yesus adalah tanda kehadiran Allah secara nyata, melalui karya dan pengorbanan hidup-Nya di salib, Dia sungguh terang Allah yang menghalau kegelapan dunia ini.
Sudah sejak kekal Yesus, Sang Firman bersama Allah yang dipanggil-Nya sebagai “Bapa” Sejak semula Bapa bersama Yesus, Firman-Nya. Siapa percaya kepada Yesus, percaya juga kepada Allah Bapa, yang telah mengutus-Nya.
Yang melihat Yesus, melihat juga Allah Bapa. Yang menerima dan meng-ya-kan Yesus, menerima dan meng-ya-kan Allah Bapa. Yang menolak dan berkata “tidak” kepada Yesus, sekaligus menolak dan berkata “tidak” kepada Allah Bapa.
Lewat Yesus, Utusan Allah, kita dapat memandang Allah yang nampak. Yesus datang dari Allah sebagai terang. Yang anti Kristus, berada dalam kegelapan.
Bagaiamana dengan diriku?
Apakah aku hidup dalam terang Kristus?