Jumat, 18 November 2016
Pekan Biasa XXXIII
PF Gereja Basilik S. Petrus dan Paulus, Rasul
Why 10:8-11; Mzm 119:14.24.72. 103.111.131; Luk 19:45-48
Pada waktu ituYesus tiba di Yerusalem dan masuk ke Bait Allah. Maka mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ. Ia berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!”
DALAM perikop Injil hari ini kita berjumpa dengan Yesus Kristus yang masuk ke Bait Allah dan mengusir orang-orang yang berjualan di sana. Kepada mereka Yesus bersabda, “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kalian telah menjadikannya sarang penyamun!” Alasan utama adalah bahwa Yesus marah karena para pedagang di Bait Allah tidak jujur, korup dan tidak adil.
Yesus Kristus mengingatkan mereka bahwa Bait Allah harus menjadi rumah doa. Di sini, Ia sedang terbakar oleh cinta akan rumah Bapa-Nya dan menegaskan bahwa Bait Allah harus dihormati sebagai rumah doa.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus kita belajar untuk terbakar oleh kasih akan rumah-Nya sebagai rumah doa. Di sana Tuhan kita Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi sebagai tawanan cinta yang menanti untuk berdialog dengan kita. Kita tak pernah lebih dekat pada surga dibandingkan ketika kita bersembah sujud di hadirat-Nya di hadapan Tuhan Ekaristi kita.
Tuhan Yesus Kristus keheningan, sembah sujud dan doa merupakan hal-hal pokok yang harus menjadi bagian hidup kami. Namun kami dapat dengan mudah melupakan kebenaran ini. Maka kami mohon pengampunan-Mu. Bantulah kami terbakar oleh semangat cinta untuk bersaksi akan kasih-Mu dan menyatakan penghormatan lebih besar lagi pada Sakramen Maha Kudus kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)