Terjadilah Padaku Menurut Kehendak-Mu

0
90 views
Maria dan Elisabeth dalam sebuah hiasan kaca. (Ist)

Puncta 20.12.23
Rabu Khusus Adven
Lukas 1: 26-38

SETIAP orang mempunyai masa depan. Ada yang Madece (masa depan cerah) tetapi ada pula yang Madesu (masa depan suram). Tergantung bagaimana orang melihatnya.

Orang yang pesimis dan tidak percaya, bisa memandang masa depannya suram. Tetapi orang yang optimis dan percaya, memandang hari depannya cerah, penuh tantangan dan berani berjuang.

Orang “madesu” mudah mengambil jalan pintas sebagai solusinya. Misalnya karena terbelit hutang, orang memilih cara mencuri, merampok, menipu; bahkan membunuh.

Karena hamil dan tidak siap mempunyai anak, seorang perempuan menggugurkan kandungannya. Karena bingung dan mata gelap, orang cari jalan pintas.

Ketika Maria ditemui Malaikat Gabriel dan diberitahu bahwa ia akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki, Maria terkejut. Ia bertanya, ”Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

Maria tidak bisa memahami perkara yang akan terjadi. Pastilah dia bingung menghadapi masa depan yang tidak jelas, tidak masuk akal dan di luar pikirannya.

Bagaimana hal itu bisa terjadi. Pada waktu itu mungkin hanya sebuah mimpi bahwa orang bisa menginjakkan kakinya di bulan.

Malaikat menjelaskan, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaungi engkau.”

Segala hal yang tidak mungkin itu bisa terjadi, jika kita diterangi oleh Roh Kudus. Hanya iman yang bisa menjawab segala kejadian di luar perhitungan manusia.

Malaikat menunjukkan bukti melalui peristiwa Elisabet yang mengandung di hari tuanya. Dia yang disebut mandul telah mengandung seorang anak laki-laki pada bulan keenamnya.

Gabriel menegaskan lagi, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

Dengan segala kerendahan hatinya, Maria mengimani dan mengamini perkataan Malaikat, utusan Tuhan. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu.”

Maria hanya bisa pasrah dan menyerahkan semuanya kepada kehendak Tuhan.

Dengan percaya dan optimis, Maria memandang masa depannya. Ia percaya hanya kepada Allah dan pastilah Allah akan mengatur segala yang dikehendaki-Nya. Di balik semua peristiwa itu, Allah punya rencana.

Apakah kita berani optimis dan percaya menghadapi masa depan kita dan berani menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, kendati kita belum tahu apa yang sesungguhnya akan terjadi di hadapan kita? Fiat Voluntas Tua…

Langit tidak selamanya cerah,
Tetapi Tuhan tidak pernah berubah.
Jika kita mengandalkan Allah,
Pasti hidup kita banyak berkah.

Cawas, belajar mempercayakan diri…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here