Terlambat

0
327 views
Ilustrasi - Waktu Tuhan maka jangan sampai terlambat melayani. (Ist)

Renungan Harian
Kamis, 19 Agustus 2021
Bacaan I: Hak. 11: 29-39a
Injil: Mat. 22: 1-14.
 
IBU itu menangis dengan air mata yang berurai, ketika saya tiba di rumah duka, tempat suaminya disemayamkan.

Saya duduk di samping; mencoba menenangkan dan menghiburnya ditemani puteranya yang memeluknya.

Setelah lebih tenang ibu bercerita:

“Romo, suami saya ini tidak sakit apa-apa dan tidak ada keluhan apa-apa. Tadi pagi berangkat kerja seperti biasa, dan pulang juga seperti biasa tidak ada keluhan apa-apa. Setelah mandi sore seperti biasa dia minum kopi, tetapi tiba-tiba cangkirnya jatuh karena suami pingsan.

Kami bawa ke rumah sakit. Menurut dokter, dia sudah meninggal di perjalanan. Sampai sekarang saya rasanya masih seperti mimpi, kalau dia sudah tidak ada.
 
Romo, sebenarnya yang bikin saya lebih sesak adalah tadi malam dia baru “rasan-rasan” (ngobrol) dia mengatakan bahwa dia akan menerima tawaran Romo untuk terlibat di paroki.

Ia mengatakan rasanya harus berani meluangkan waktu dan tenaga untuk terlibat.

Selama ini, ia selalu menolak, karena merasa sibuk dan belum tertarik untuk terlibat.

Itulah romo kok tadi malam sebelum itu dia ngomong: “Ma, aku mau terlibat di paroki deh, mumpung masih diberi kesempatan.”

Saya itu bersyukur dan sempat bercanda, makanya kalau mendapat tawaran untuk terlibat itu jangan alasan terus.

Dia tertawa mendengar saya ngomong gitu. “Iya, iya ini juga mau bertobatlah,” sambil tertawa.

Dia mengatakan nanti Minggu setelah misa mau bertemu dengan romo. Itulah Romo, saya sesak karena niatnya belum kesampaian.”

“Ibu, Tuhan melihat niat dan keputusan yang Bapak buat. Justru niat dan keputusan itu menjadi persembahan terakhir bagi Tuhan,” kata saya.
 
Banyak orang berpikir bahwa sekarang masih amat sibuk atau saat ini saatnya untuk memenuhi keinginan pribadi. Nanti saatnya setelah mulai tidak terlalu sibuk atau kalau sudah mapan akan memberi waktu untuk terlibat dalam karya-karya pelayanan.

Namun sering kali waktu Tuhan tidak pernah ada dalam pertimbanganku sehingga selalu mengandaikan punya waktu nanti.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius banyak orang yang dipanggil tetapi tidak peduli karena sibuk dengan urusan pribadi sehingga membuat Tuhan murka.

“Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.”
 
Bagaimana dengan aku?

Apakah aku punya waktu untuk mendengarkan undanganNya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here