Home LUMBUNG GAGASAN Ternyata paham penyelamatan Kristiani dan “Ruwatan” mirip, lho!!

Ternyata paham penyelamatan Kristiani dan “Ruwatan” mirip, lho!!

0
5,822 views

Dalam budaya Jawa ada upacara bernama “ruwatan”. Ruwatan adalah satu upacara tradisional  supaya orang terbebas dari segala macam kesialan hidup dan nasib jelek. Ruwatan menjadi upacara pembebasan atau penyucian manusia atas dosa atau kesalahannya,  Ruwatan yang paling terkenal adalah “ruwatan murwakala. Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita Murwakala, dimana orang-orang yang termasuk kategori “sukerta” (yaitu keadaan atau situasi yang mendatangkan malapetaka) diruwat/disucikan supaya terbebas dari ancaman batara Kala, raksasa besar yang kejam dan menakutkan, yang suka memangsa para sukerta.

Proses penyelamatan dalam ruwatan bertitik tolak dari kenyataan adanya orang-orang yang termasuk dalam golongan sukerta yang perlu diselamatkan. Orang-orang tersebut berada di bawah kuasa Kala. Penyelamatan itu dilakukan dengan upacara ruwatan. Melalui upacara ruwatan, orang sukerta terbebas dari kuasa Kala, dan dengan demikian diselamatkan. Jadi, dalam proses penyelamatan yang terkandung dalam ruwatan memuat tiga unsur yang saling berkaitan, yakni orang sukerta (yang harus diselamatkan), upacara ruwatan (tindakan penyelamatan) dan bebas dari kuasa kala (akibat tindakan penyelamatan).

Mirip paham Kristiani

Paham seperti itu sebenarnya juga mirip dengan paham Kristiani. Dalam paham kristiani, keadaan tidak selamat itu disebut dosa. Dengan adanya dosa, keselamatan itu tidak terjadi. Bagaimana mereka dapat diselamatkan? Dalam perjanjian baru, keselamatan itu pertama-tama bukan merupakan usaha manusia tetapi sebagai rencana Allah yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. Keselamatan itu tidak dinantikan lagi, tetapi sudah terjadi dalam diri Yesus Kristus dan akan terjadi lagi selanjutnya..

 

Paham keselamatan dalam Ruwatan mengandung beberapa kemiripan dengan paham keselamatan dalam agama Kristen. Setidaknya ada tiga unsur yang menunjukkan hal itu. Pertama adalah situasi kegelapan dan kelemahan manusia yang menjadi titik tolak usaha penyelamatan. Kedua, tindakan penyelamatan itu sendiri dan ketiga akibat dari tindakan penyelamatan tersebut. Dalam situasi seperti itu muncullah usaha penyelamatan.

Perbedaan

Menurut Romo E. Martasudjita Pr dalam http://santalidwina.wordpress.com,  dari sisi upacara liturgi, ruwatan dan perayaan liturgi Gereja sangat berbeda.

  • Dalam perayaan baptis dan Ekaristi, yang dikenang dan dihadirkan adalah peristiwa kurban salib Yesus Kristus yang secara historis terjadi. Dalam ruwatan, yang dilakukan adalah kisah Murwakala, kisah mitologis, yang jelas tidak historis.
  • Ruwatan lebih merupakan tindakan manusia untuk memperoleh keselamatan, yakni terbebas dari Batara Kala. Sebaliknya, lirurgi Gereja merupakan tindakan Allah yang telah menyelamatkan kita melalui Kristus dan kini dirayakan oleh Gereja dalam iman.
  • Ruwatan lebih dimaksudkan untuk keselamatan dalam hidup sekarang ini, sedangkan liturgi Gereja merayakan keselamatan Allah yang berciri eskatologi (masa depan) namun dihadirkan, saat ini, di tempat ini, dan di sini.
  • Jika ruwatan dilaksanakan untuk golongan orang sukerta (yakni keadaan sial dan membawa bencana), keselamatan yang dianugerahkan Allah melalui Kristus adalah untuk semua orang.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here