SAKRAMEN Krisma merupakan salah satu dari Sakramen Inisiasi. Apa saja yang dimaksud dengan istilah Sakramen Inisiasi? Ada tiga sakramen inisiasi yaitu Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Krisma.
Pada tahun ini, beberapa umat Paroki St. Petrus Pekalongan telah bertekun setia mempersiapkan diri untuk menerima salah satu Sakramen Inisiasi ini, yaitu Sakramen Krisma. Selama setahun, mereka mengikuti pelajaran agama sebagai sarana mempersiapkan diri menerima sakramen. Tidak hanya pelajaran yang diadakan rutin setiap pekannya, para calon penerima Sakramen Krisma harus mengikuti wawancara dengan para romo, pendamping serta tes tertulis.
Minggu, 5 Juni 2016, para calon penerima Sakramen Krisma dari berbagai usia (remaja dan dewasa) mengikuti tes tertulis. Tes tertulis diadakan di SMA Bernardus dengan diikuti sekitar 150-an peserta. Tes tertulis menjadi salah satu syarat kelulusan agar seseorang dapat menerima Sakramen Krisma yang akan diadakan pada hari Rabu, 29 Juni 2016 di Gereja KatoliK St. Petrus Pekalongan.
Selain itu, mereka juga masih harus mengikuti rekoleksi sebagai persiapan akhir dalam menerima sakramen itu. Memang proses persiapan penerimaan Sakramen Krisma terlihat sangat ketat dengan berbagai macam syarat yang harus dipenuhi. Ada beberapa umat merasa berat mengikuti dinamika semacam ini. Namun akhirnya mereka tetap memilih mengikuti pelajaran, tes, wawancara dengan setia.
Ada seorang calon bercerita, “Awalnya saya merasa berat dalam mengikuti pelajaran. Aku gak perlu mengikuti pelajaran ini. Namun, seiring waktu, saya berubah. Saya menemukan buah-buah rohani yang bisa saya dapatkan dari persiapan ini.”
Ada juga yang bercerita, “Setelah pencarian makna hidup yang panjang, saya dihantar menemukan makna hidup yang sejati, yaitu percaya pada Yesus dengan mau membarui diri. Ternyata apa yang selama ini saya cari, tak membawa kebahagiaan sejati.”
Pengalaman-pengalaman iman semacam itu kian menggerakan para calon bersetia mengikuti persiapan penerimaan Sakramen Krisma dengan setia. Demikian pula hari ini, ketika mereka disiapkan dengan mengikuti tes tertulis. Mereka mengikuti dengan keterbukaan hati. Mereka hadir membawa kegembiraan rohani yang terlihat dari senyuman mereka (remaja dan dewasa).
Setelah mereka menyelesaikan tes tertulis, beberapa sempat berkeliling, melihat-lihat lokasi Bernardus sembari mengenang masa-masa (dulu) ketika bersekolah di tempat ini. Semburat senyum terlihat dari wajah-wajah yang merangkak senja.
Mengapa harus disiapkan?
Setiap kali seseorang akan menerima sakramen-sakramen Gereja, mereka harus mengikuti persiapan-persiapan rohani yang disiapkan oleh Gereja. Persiapan itu diikuti oleh para calon penerima sakramen, orangtua maupun wali.
Sakramen-sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan (misteri Kristus) yang bekerja di dalam Gereja-Nya oleh kuasa Roh Kudus. Inilah makna sakramen yang kita terima: Baptis, Ekaristi, Krisma, Pengakuan dosa, Perkawinan, Imamat, dan Pengurapan Orang Sakit dimana Sakramen merupakan salurah rahmat Allah dan tanda kehadiran Allah sendiri. Dengan menyadari hal ini, sudah layak dan sepantasnya kita mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima sakramen-sakramen yang membawa kita kepada keselamatan. Bukan dengan dalam sekejap.
Makna Sakramen sebagai saluran rahmat dan tanda hadirnya Allah menjadi dasar Gereja mempersiapkan para calon dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu, persiapan-persiapan rohani (pelajaran, tes, wawancara) menjadi sarana seseorang memperdalam, menggali dan memurnikan pengetahuan imannya dengan benar. Sebab tanpa pengetahuan akan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan maka iman hanya akan merosot kepada keimanan yang dangkal atau takhayul (Lih. EPD Martasudjita, Misteri Kristus, Kanisius, 2010).
Iman bukanlah ungkapan kosong (bualan) yang tak dapat dipertanggungjawabkan demikian pula cara beriman kita merupakan suatu tindakan bertanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan..
Tuhan memberkati.
Tautan: Calon Penerima Sakramen Krisma Mengikuti Tes Tertulis