“KURANGI mengeluh, teruslah berdoa dan berikhtiar. Sibukkan diri Anda dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikutimu,” kata seorang bijaksana.
Seorang pemuda kehilangan sepatunya di laut. Ombak yang besar menariknya ke tengah-tengah laut. Merasa tidak adil, dia menulis di pinggir pantai begini, “Laut ini maling.”
Tidak lama kemudian, datang seorang nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan yang begitu banyak. Dengan senyum yang merekah, dia menulis di pantai, “Laut ini baik sekali.”
Namun suatu hari, seorang pemuda tenggelam di laut. Ibunya tidak mau menerima kenyataan itu. Ia marah terhadap laut.
Ia pun menulis di atas pasir, “Laut ini pembunuh.”
Tak lama datanglah seorang lelaki yang menemukan sebongkah mutiara di dalam laut. Dengan bangga, dia menulis di pantai, “Laut ini penuh berkah”.
Seorang di atas perahu yang dihantam badai menulis di pantai, “Laut ini penuh marabahaya”.
Sementara lautan dan seisinya tidak pernah mengeluh sedikit pun.
Kemudian datanglah ombak besar menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.
Jangan takut berbuat baik
Banyak orang sering tidak bisa berbuat apa-apa, karena takut akan penilaian atau omongan orang.
Akibatnya, mereka duduk manis saja, tidak melakukan sesuatu yang baik bagi hidup mereka. Apa yang terjadi kemudian adalah mereka mencari aman bagi diri mereka sendiri.
Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk terus-menerus aktif melakukan sesuatu yang baik dan benar bagi hidup. Orang-orang itu cemas terhadap omongan orang lain. Mereka terlalu peduli terhadap kata-kata orang lain yang belum tentu benar.
Karena itu, yang dibutuhkan adalah tidak merisaukan omongan orang lain. Mengapa? Karena setiap orang mampu membaca situasi di sekelilingnya.
Setiap orang punya kesempatan baik untuk mengubah hidupnya. Kalau ada gangguan atau tantangan, orang mesti berpikir cara melakukan yang baik dan benar.
Mari kita terus-menerus berbuat baik dan benar, agar hidup kita menjadi lebih baik. Dengan demikian, hidup ini menjadi lebih berguna bagi diri dan sesama.
Tuhan memberkati.
