Minggu, 13 November 2022
- Mal. 4:1-2a.
- Mzm. 98:5-6,7-8,9a;
- 2Tes. 3:7-12;
- Luk. 21:5-19.
TIDAK ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatu yang kita sayangi maupun tidak, akan hilang dan musnah pada saatnya.
Semegah dan seindah apa pun suatu bangunan berdiri atau semelimpah apa pun harta yang dimiliki seseorang di dunia ini, semuanya akan hancur.
Tidak terkecuali dengan tubuh kita sendiri yang hari ini masih gagah dan berdiri tegak, suatu saat akan terbaring kaku dan membusuk di tanah.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa segala peristiwa yang ada di dunia ini sifatnya sementara. Akan tiba saatnya semuanya akan binasa dan hancur.
Dari sebab itu, hendaknya kita bersikap bijaksana terhadap segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Jangan terbuai dengan kemewahan harta, penampilan dan tutur kata. Jangan pula menaruh sikap kagum yang berlebihan terhadap hal-hal materi di dunia ini.
Ingatlah semuanya akan binasa. Saat kita mati, semuanya akan kita tinggalkan di dunia ini dan saat waktunya tiba yaitu akhir zaman semuanya akan berakhir.
Seorang ibu, mensyeringkan betapa dia sangat sedih jika melihat kondisi suaminya yang tinggal kulit pembalut tulang.
“Penyakit telah menggerogoti wajah tampan suamiku dan tubuhnya yang gagah perkasa,” katanya.
“Saat saya memandikan suamiku, hati ini menjerit pedih, namun saya tahan karena saya tidak ingin suamiku tahu alasan kesedihanku,” ujarnya.
“Tulang-tulang yang diselimuti kulit telah mengubah wajah dan tampilan suamiku,” paparnya.
“Kata-kata berserah selalu keluar dari mulutnya, namun seakan Tuhan membisu dan tidak mendengar jeritan pelan suamiku dalam penderitaannya,” lanjutnya.
“Dalam kesedihan, kesakitan, suamiku berusaha mencari kekuatan pada Tuhan, pada salib Kristus, namun itu tidak mudah,” tegasnya.
“Apa yang ingin Tuhan aku lakukan dalam situasi seperti ini, jika Dia tidak memanggilku saat ini,” kata suamiku dengan lemah.
“Saya hanya diam, namun dalam hati saya berbisik: Tuhan ingin kamu berjuang bersamanya,” katanya.
“Di akhir hidupnya suamiku, dengan tenang berdoa, jika salib ini harus saya pikul, Tuhan berikanlah aku kekuatan untuknya. Aku dherek Gusti,” kata suamiku sebelum koma dan meninggal.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
Tuhan Yesus hendak mengajak kita untuk tidak bersikap yang berlebihan pada hal-hal duniawi yang sifatnya sementara. Segala sesuatu akan menuju kepada pemusnahan.
Seuatu yang sekarang baru dan mutakhir akan menjadi barang usang dan tidak menarik lagi.
Kita dipanggil untuk berfokus pada hal-hal surgawi yang sifatnya abadi.
Tidak ada yang abadi di dunia ini, namun sesudah hidup kita di dunia ini berakhir kita akan memasuki suatu keabadian hidup.
Ke sanalah hendaknya fokus hidup kita selama berada di dunia ini agar kelak mendapat tempat yang bahagia bersama Allah di surga.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku hanya memusatkan diri pada hal-hal lahiriah atau aku mendadani hidup dengan berpangkal dari hal-hal batiniah?