Tetap Tinggal dalam Firman-Nya

0
1,565 views
Ilustrasi - Setia membaca firman Tuhan. (Ist)

Bacaan 1: Dan 3:14-20. 24-25. 28
Injil: Yoh 8:31 – 42

SEBAGAI Bangsa Terpilih, Bangsa Israel punya tradisi kuat dalam hal Kitab Suci. Mereka mendapatkan kesempatan pertama untuk menerima injil yang kemudian diutus untuk mewartakannya kepada bangsa-bangsa lain.

Dalam keluarga Yahudi, seorang anak akan dididik oleh orang tuanya untuk belajar Kitab Suci sebagai pendidikan iman di Sinagoga. Anak-anak dididik oleh guru agama atau yang disebut rabbi untuk mengenal iman lewat Kitab Suci.

Dalam masyarakat Israel kuno, mereka percaya bahwa mendidik anak untuk mengenal iman sejak dini merupakan tugas yang diberikan oleh Allah.

Kuatnya iman dalam orang Yahudi terlihat dengan jelas dalam kisah tiga sekawan Sadrakh, Mesakh dan Abednego saat dipaksa menanggalkan imannya menyembah patung Raja Nebukadnezar.

“Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Mereka menolak menyembah dewa serta patung Raja Nebukadnezar.

Mereka lebih memilih berserah kepada Allah yang dipercaya akan menyelamatkan mereka dari hukuman perapian.

Keteguhan iman mereka betul-betul menyelamatkannya, seorang malaikat diutus Allah untuk melindungi mereka dari nyala api.

Hal ini membuat Raja Nebukadnezar malah berbalik percaya kepada Allah bangsa Israel.

Sebuah debat yang tidak nyambung alias “Jaka Sembung bawa golok” terjadi antara Tuhan Yesus dengan orang Yahudi.

Bermula dari perintah-Nya untuk berpegang teguh pada firman-Nya namun ditanggapi lain oleh orang-orang itu.

“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Sebagai keturunan Abraham, mereka sudah merasa merdeka karena Abraham tidak pernah menjadi hamba siapa pun.

Mereka betul-betul gagal paham bahwa Yesus diutus oleh Allah Bapa-Nya dan kegagalan ini telah membawa mereka sebagai hamba dosa.

Pemahaman Kitab Suci-nya menjadi berantakan gara-gara pikirannya telah terbungkus oleh rasa benci kepada Sang Firman Hidup, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Pesan hari ini

Melalui renungan ini, kita diajak untuk tetap tinggal dalam Firman-Nya supaya diselamatkan seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego.

“Tolle Lege”, yang artinya ambillah dan bacalah Kitab Sucimu agar semakin mengenal Tuhan Yesus.

“Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tetapi belajar menari di tengah hujan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here