“Dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku.” (Kis 20, 19)
DEWA 19 pernah menyanyikan sebuah lagu dengan lirik demikian, “Air mata yang telah jatuh membasahi bumi; Tak akan sanggup menghapus penyesalan; Penyesalan yang selama ini ada jadi tak berarti; Karena waktu yang bengis terus pergi.”
Air mata adalah air yang keluar dari mata. Setiap orang pernah mengalaminya, termasuk Santo Paulus. Bahkan sementara orang mudah sekali mengeluarkan air mata. Keluarnya air dari mata sering terjadi secara otomatis atau dengan sendirinya, sehingga mata tetap basah dan tidak menjadi kering. Ada orang yang selalu membawa tetes mata kemana saja agar mereka bisa membasahi matanya. Air mata juga selalu keluar pada saat mata kemasukan benda asing. Kalau benda asing itu tidak mau keluar, mata perlu ‘dirimbang’ dengan air, agar benda asing itu mau keluar.
St. Paulus mencucurkan air mata tentu bukan karena matanya kemasukan benda asing. Mata mengeluarkan air dalam jumlah banyak pada saat orang menangis. Tangisan pecah dan air mata bercucuran, sebagai ungkapan emosi yang bergejolak dalam diri dan tidak terkendali. Air mata bisa bercucuran pada saat seseorang mengalami kesedihan, kesusahan, keterpurukan, kegagalan, kekecewaan atau pengalaman buruk lain. Dalam hal inilah St. Paulus bercucuran air mata.
Air mata juga bisa bercucuran pada saat orang mendapatkan keberhasilan, sukses atau prestasi yang luar biasa. Sedih dan gembira bisa membuat mata mengeluarkan air, yang bisa mempengaruhi orang lain untuk bersikap dan bertindak. Banyak orang sering merasa iba, trenyuh dan bersimpati pada saat mereka melihat orang menangis serta dengan mudah menyalahkan orang lain atau pihak yang membuatnya menangis. Ada juga orang yang acuh tak acuh dan tidak tergerak dengan tangisan seseorang, karena tangisan merupakan alat untuk mencari belas kasih atau mendapatkan keuntungan. Air yang keluar dari mata dan bukan merupakan ungkapan emosi sering disamakan dengan air mata buaya.
Air mata macam apa yang sering kualami dalam diriku dan kutemui dalam diri orang lain selama ini? Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)