NAMA Jakraphanth Thomma (32) dalam sekejap tenar. Tidak hanya di Nakhon Ratchasima atau Korat di Thailand di mana dia membuat onar dengan menembak mati puluhan orang plus komandannya sendiri.
Tapi juga di dunia, lantaran dia mencuri senapan otomatis dari barak militer, menembak komandan sendirinya, dan kemudian secara membabi buta menembak kerumunan massa di Terminal 21 –nama sebuah pusat perbelanjaan terkenal di pusat Kota Korat.
26 orang tewas
Korban “main senjata” prajurit yang baru berumur 32 tahun ini banyak. Laporan media massa internasional menyebut angka 26 korban tewas. Sementara, media lainnya menyebut angka lebih kecil sedikit.
Setelah terpojok saat bersembunyi di sebuah gedung di kompeks Terminal 21, nyawa “Rambo” jalanan ini berakhir di tangan pasukan komando Thailand. Ia tewas di tempat, setelah timah panas menghajarnya.
Hingga kini belum jelas motif apa yang mendorong serdadu rendahan itu sampai tega hati menembak komandannya sendiri dan kemudian melakukan “amuk massa” dengan menyasar kerumunan massa yang tidak ada kaitannya dengan militer.
Sejumlah media massa internasional menyebut, bisa jadi “Rambo” jalanan itu telah sakit hati karena merasa dipecundangi oleh atasannya dalam sebuah perkara jual-beli properti.
Namun kepastian atas motif “huru-hara” di barak militer yang berlanjut di Terminal 21 ini belum jelas. Polisi Thailand di Korat tengah mengumpulkan sejumlah barang bukti guna mengungkit motif di balik pembunuhan massal yang tak direncanakan ini.
Yang menarik, selama drama pengepungan ini berlangsung, serdadu ini sempat mempostingkan beberapa pesan pribadinya kepada khalayak yang antara lain “mati tak bisa dihindari”.
Facebook kini menghilangkan akun tersebut.
PS: Diolah dari BBC International dan Al Jazeera.