BERIKUT ini kami paparkan kegiatan Days in Diocese (DID) 7th Asian Youth Day yang berlangsung di Keuskupan Malang, Jawa Timur.
Di Malang ini telah berkumpul delegasi AYD7 dari Mongolia (Asia Tengah), Vietnam, Singapore, Keuskupan Atambua dan Keuskupan Kupang.
Beberapa bus besar telah siap di depan Gereja Katedral Malang, tanpa penumpang alias kosong “untuk siapa?” Begitu pertanyaan beberapa orang yang berada di Jalan Buring Malang. Kepada mereka, kami sampaikan bahwa kendaraan itu untuk mengantar partisipan AYD 2017 yang ber-DID-Malang.
Mereka kurang faham apa itu AYD7 dan DID (days in diocese).
Bus-bus itu mengantar para tamu yang datang dari beberapa negara dan daerah di Indonesia yang sudah tiga hari tinggal bersama keluarga/orangtua asuh di sekitar paroki/gereja katolik di Kota Malang dan Batu. Pada malam hari ini, mereka akan meneruskan perjalanannya ke Yogyakarta dengan naik bus.
Di sisi kanan Gereja Katedral Malang di Jalan Guntur yakni halaman Keuskupan Malang sudah berkerumun banyak orang muda katolik dengan tas-tas besar yang nampaknya berat kalau dijinjing. Ada yang berkelompok dengan beberapa orang saja namun ada dalam kelompok yang besar yakni dari Vietnam sepertinya mereka asyik berbicara dalam bahasa Vietnam untuk meluapkan kegembiraan mereka dengan bercerita pengalaman masing-masing dalam keluarga asuhnya.
Banyak pula orangtua asuh ada di situ dan mereka mengamati orang-orang muda yang sehat ceria. Kata orang, mereka adalah kader Gereja yang sedang berbicara tentang topik tertentu dengan temannya. Banyak di antara mereka mengabadikan peristiwa ini dengan kamera maupun handphone-nya.
Warna biru menguasai halaman Keuskupan Malang, tidak perduli dari keuskupan mana semua berkaos biru.
Announcer dengan megaphone di tangan memberi tahu agar mereka membawa dan memasukkan bawaan mereka berupa apa pun untuk masuk ke dalam bus yang sudah tersedia sesuai dengan nama dalam kelompok masing-masing. Waktu itu, matahari sudah condong di sebelah barat sedikit di atas pohon yang melambai-lambai di tepian jalan Ijen.
GusDurian Malang
Sebelumnya, bersama kelompok Gusdurian Muda para partisipan AYD7 ini bersiap tepat di depan Gereja Katedral Malang. Mereka kemudian mereka menari-nari dengan iringan suara langsung beberapa orang di antara kelompok mereka sendiri. Para romo yang hendak mengikuti selebrasi Perayaan Ekaristi penutup DID turut serta menikmatinya. Tak ketinggalan secara berkelompok peserta AYD7 juga hadir bergabung untuk melihat.
Selanjutnya, Perayaan Ekaristi berlangsung dipersembahkan oleh Vikaris Jenderal KM Romo JC Eko Atmono Pr bersama dengan seluruh romo partisipan AYD. Para petugas liturgi dan koor tetap dipercayakan kepada OMK Dekanat Malang Kota.
Pesan dari Vikjen KM dalam homili banyak mengulas tentang Nabi Musa dan hukum yang termuat dalam dua loh batu, serta perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus kepada para ahli taurat. Beliau juga mengingatkan untuk membawa ke Yogyakarta kegembiraan-kegembiraan yang partisipan peroleh selama di Malang.
Hari sudah mulai gelap, lampu-lampu penerang di jalan Ijen sudah menyala seolah mereka ikut serta mengantarkan partisipan meninggalkan Gereja Katedral Malang menuju ke Klenteng Eng An Kiong. Setiba disana mereka disambut oleh Pengurus Klenteng bersama umatnya serta Barongsai yang menari-nari dengan lincahnya dengan iringan tambur. Partisipan diajak masuk ke dalam Klenteng untuk dikenalkan dengan suasana dan benda-benda suci vihara.
Ada pesan khusus di balik kunjungan ke klenteng ini yakni ingin menunjukkan bahwa di Indonesia ada beragam keyakinan hidup beragama namun antar umat beragama hidup rukun saling membantu.
Bersiap tinggalkan Malang menuju Yogyakarta.