The Seven Wonders of The World

0
39 views
Ilustrasi: Rumah Pelangi di Ambawang Kabupaten Kubu Raya -- Hutan Lindung di Kalbar

Puncta 12.02.24
Senin Biasa VI
Markus 8: 11-13

DALAM pelajaran geografi dunia di kelas, seorang guru menyuruh murid-muridnya menyebutkan tujuh keajaiban di dunia. Banyak murid-murid yang bisa menuliskan bangunan-bangunan megah nan hebat di dunia.

Misalnya, Menara Piza di Italia, Terusan Panama, Tembok Besar di China, Grand Canyon di California, Piramida di Mesir, Taj Mahal di India dan lain sebagainya.

Ada seorang anak yang masih diam merenung. Wajahnya memandang ke atas seolah masih memikirkan sesuatu. Bu Guru berkata, “Nak, apakah engkau mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan?”

“Tidak Bu, cuma jawabanku berbeda dengan teman-teman lainnya,” katanya.

Ibu Guru itu berkata, “Coba bacakan apa yang kamu tulis di bukumu.”

Si anak membaca tulisannya, “Tujuh keajaiban dunia adalah bisa melihat indahnya pelangi, bisa merasa dinginnya air pegunungan, bisa membelai pipi mama, bisa tertawa bersama teman, bisa berbicara dari hati ke hati, bisa mendengar suara burung, dan bisa mengasihi sesama. Sesederhana itu bu, menurut saya keajaiban dunia itu.”

Semua murid terdiam dan si ibu langsung datang memeluk anak kecil itu.

Kita seringkali ingin melihat hal-hal yang besar dalam diri kita. Kalau berdoa kita meminta mukjizat. Dalam kelompok tertentu, ada yang mengejar supaya bisa berbahasa Roh.

Dalam Injil hari ini, orang-orang Farisi datang kepada Yesus dan mereka meminta suatu tanda. Mereka ingin mencobai Yesus apakah bisa membuat tanda seturut kehendak mereka.

Yesus merasa prihatin kepada mereka. Mengapa angkatan ini meminta tanda? Ia berkata, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.”

Apa yang dilakukan Yesus di tengah-tengah mereka itu sudah merupakan tanda.

Orang buta bisa melihat,orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang lumpuh bisa berjalan, orang mati dibangkitkan adalah tanda yang nyata.

Lalu tanda apa lagi? Kalau dalam hal-hal sederhana orang tidak mampu melihat karya Allah, bagaimana dia akan percaya kepada Allah?

Anak kecil di kelas itu mengajari kita untuk melihat keajaiban dunia melalui apa saja yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Bisa bernafas, bisa bangun pagi, bisa melihat indahnya sinar mentari, bisa mendengar kicauan burung-burung, bisa mengasihi dengan sederhana adalah tanda-tanda Allah dekat dengan anugerah-Nya.

Mari kita peka melihat tanda-tanda kehadiran Allah di sekitar kita. Dengan itu kita pasti bisa melihat keajaiban dunia.

Bersepeda bersama sampai di Kendari,
Mencari-cari warung yang jual paniki.
Bisa bangun dengan sehat di pagi hari,
Adalah keajaiban Tuhan yang tiada terperi.

Cawas, hati yang selalu bersyukur
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here