Bacaan 1: Yes 7:10-14
Injil: Luk 1:26-38
Kadang dalam suatu tekanan hidup, seseorang lantas putus asa dan kehilangan harapan hidup. Semua jalan seolah buntu bahkan menganggap Tuhan pun tak mampu menolong. Dalam kondisi demikian kadang seseorang malah mencari “kekuatan alternatif”, pergi ke dukun, “orang pintar” dan sebagainya.
Raja Ahas dikenal sangat jahat dimata Allah, tidak seperti Daud bapa leluhurnya. Melakukan penyembahan berhala, membakar anaknya sebagai korban persembahannya kepada Baal. Ia mendorong rakyatnya mempersembahkan korban kepada ilah-ilah.
Pada awal pemerintahannya, Raja Ahas mengalami tekanan dari Pekah, Raja Israel dan Rezin, Raja Siria, memaksanya untuk bergabung melawan Asyur.
Dalam kondisi ini, Nabi Yesaya mencoba menasihatinya agar tidak terpengaruh pada ajakan tersebut dan menyerahkan semua permasalahannya pada Tuhan. Namun ia berlagak tak mau mencobai Tuhan.
Penolakannya hanyalah alasan saja.
Ahas sebenarnya sudah merencanakan membelot dan meminta bantuan kepada Asyur untuk melawan Pekah dan Rezin. Sehingga bangsa Israel dihukum Allah, dijajah oleh Bangsa Asyur selama satu abad dan harus menyetor upeti yang besar.
Namun demikian, Allah tetap memperhatikan “Bangsa Pilihan-Nya”. Ia akan mengirimkan Anak yang dalam nubuat Nabi Yesaya disebut Imanuel. Anak yang dijanjikan-Nya itulah yang akan mengembalikan kejayaan umat-Nya.
Memang tidak disebutkan secara gamblang oleh Yesaya, namun umat katolik mengimaninya nama tersebut menunjuk pada Mesias, yaitu Tuhan Yesus. Hal ini bisa kita baca dalam injil Matius 1:23,
“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki,
dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”
Hari ini, Lukas menegaskan apa yang telah ditulis Matius dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus.
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Malaikat Gabriel sendiri yang mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah Yang Maha Tinggi. Jadi bukan manusia yang mengatakan hal itu.
Pesan hari ini
Bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Allah-lah sumber pengharapanmu, Ia bekerja secara dahsyat pada Maria dan juga saat melepaskan Bangsa Israel dari penjajahan Asyur.
“Kepercayaan seperti selembar kertas. Sekali saja dia teremas dan kusut, dia tidak bisa kembali sempurna lagi.”