Tidak Dikehendaki

0
331 views
Ilustrasi: Membuka catatan dan dokumen laporan kerja. (Ist)

Renungan Harian
Sabtu, 11 Desember 2021
Bacaan I: Sir. 48: 1-4. 9-11
Injil: Mat. 17: 10-13
 
SAYA mendapat kabar bahwa seorang teman mendapatkan promosi jabatan menjadi pimpinan di kantornya. Saya menelepon dia untuk mengucapkan selamat. 

“Terima kasih ya Wan. Sejujurnya ini permulaan untuk bertempur,” jawabnya di seberang.

“Memang bertempur lawan siapa? Udah punya senjata pamungkas belum?” tanya saya setengah bercanda.

“Wah itulah sulitnya Wan, aku juga tidak tahu siapa kawan siapa lawan; senjatanya doa kali ya,” jawabnya.

“Memang kenapa?” tanya saya.
 
“Wan, sebelum saya diangkat jadi pimpinan di sini, saya sudah ditugaskan di sini sebagai wakil pimpinan. Saya kenal baik dengan pimpinan di sini, dan cerita beberapa teman pimpinan di sini beberapa kali meminta agar saya dipindahkan di sini untuk membantu beliau.

Baru dua tahun lalu saya mendapat tugas di tempat ini. Saat saya mendapatkan surat keputusan pindah ke tempat ini, beberapa teman menaIehati saya:

“Bro, baik-baik sama si bos, jadi penjilat saja kalau mau lama di tempat itu dan karirmu mau baik. Kamu lihat aja beberapa teman terpental dan tersingkir karena bertentangan dengan si bos.”

Meski agak khawatir tetap saya merasa penasaran sebenarnya ada apa dengan pimpinan itu.

Saya mencoba menenangkan diri dengan mengatakan pada diri saya sendiri bahwa saya akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada dan juga bukan orang mau cari musuh.
 
Setelah satu bulan saya di tempat ini, saya baru mengerti dengan nasIhat teman-teman waktu itu. Pimpinan di sini bertindak seperti “raja kecil” dan aturan yang berlaku adalah apa yang dia kehendaki.

Masalahnya adalah apa yang dia kehendaki itu sering banget melanggar aturan-aturan yang berlaku. Belum lagi pimpinan ini mudah sekali melempar tanggungjawab. Setiap ada sesuatu yang tidak benar dia selalu menyalahkan bawahannya, walaupun jelas-jelas itu perintah dia.

Berat, Wan, awal-awal menghadapi situasi seperti itu.

Saya berprinsip tetap akan bekerja sesuai dengan aturan, dan saya selalu membuat catatan-catatan perintah pimpinan, lengkap dengan hari dan waktunya sehingga kalau ada apa-apa saya punya data.
 
Benar Wan, apa yang dikatakan teman-teman, baru enam bulan saya kerja saya sudah dimusuhi oleh pimpinan; karena ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku saya mengingatkan dan saya tidak mau menjalankan.

Salah seorang teman di kantor pusat memberitahu saya bahwa pimpinan sudah membuat surat agar saya dipindahkan karena dianggap tidak bisa bekerja dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saya tidak takut karena saya punya catatan-catatan yang dapat menjadi data.

Nah Wan, ada kejadian ada keputusan pimpinan yang dijalankan, meski saya sudah mengingatkan dan ternyata ketahuan bahwa itu kesalahan fatal.

Kami semua diperiksa, dan saya dianggap bertanggungjawab atas kesalahan itu. Pimpinan seperti biasa cuci tangan dengan alasan-alasan yang luar biasa.
 
Saat saya diperiksa saya tunjukkan semua data-data saya dan konyolnya adalah ketika saya tunjukkan semua data-data itu pimpinan ini marah dan menonaktifkan saya sementara.

Saya jengkel tetapi saya yakin kebenaran akan terungkap.

Dan syukurlah pimpinan pusat bisa melihat apa yang sesungguhnya terjadi lewat data-data yang saya berikan.
 
Wan, berat dan sulit untuk menjadi orang baik dan orang benar. Untuk bisa menyampaikan hal yang baik dan benar dalam situasi seperti itu risikonya luar biasa.

Kebayangkan Wan, andai saya tidak punya catatan, sudah pasti saya bukan hanya disingkirkan, tetapi juga dipecat dengan tidak hormat.

Betapa berat beban yang harus saya dan keluarga tanggung. Terlebih keluarga yang tidak tahu apa-apa harus menanggung risiko itu,” teman saya berkisah.
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Matius, para nabi yang mewartakan kebenaran tersingkir dari bangsanya dan bahkan Yesus sendiri akan mengalami hal yang sama, karena mewartakan kebenaran.

“Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian pula Anak Manusia akan menderita oleh mereka.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here