INVESTASI apa yang paling penting dalam hidup seseorang?
Kalau itu ditanyakan ke beberapa orang, jawaban yang didapat bisa beragam.
Ada yang dengan fasih menyebutkan saham-saham blue chip alias unggulan. Ada yang menunjukkan jenis-jenis investasi yang digandrungi mulai yang konvensional seperti properti, emas, deposito, obligasi negara, sampai yang lebih modern seperti emas digital, kripto, forex.
Uang, sarana atau tujuan?
Kebetulan tahun 2024 baru beranjak beberapa hari, semangat refleksi tentu masih tinggi. Apakah investasi itu hanya terkait uang? Apakah tujuan hidup semata harta benda melimpah? Uang itu sarana atau tujuan?
Semua pasti setuju bahwa uang itu penting; uang dibutuhkan untuk membiayai hidup yang ‘layak’ dengan standar yang bisa sangat variatif.
Uang alias mamon disebut sebagai majikan yang buruk, pelayan yang baik. Uang membantu ketika menjadi sarana dan medium untuk mewujudkan tujuan hidup yang aseli yaitu kebahagiaan.
Jadi, investasi dalam hidup tidak semata uang. Mengutip kata bijak Warren Buffett yang terkenal “Investasi terpenting yang dapat Anda lakukan adalah pada diri Anda sendiri.”
Lalu bagaimana investasi diri itu?
Investasi dalam diri
Ada tiga investasi utama pada diri sendiri yang diajarkan oleh Pandji Wisaksana, seorang pengusaha sukses yang lebih dikenal kiprahnya sebagai filantrop sejati.
Pak Pandji mendapatkan pencerahan tentang tiga investasi tersebut dari pengalaman hidupnya sendiri dari dari para tokoh dunia yang dia kagumi. Sepanjang 97 tahun hidupnya (1925-2022), Pak Pandji dengan tekun dan disiplin menjalankan tiga hal tersebut.
Ketiga investasi terpenting dalam hidup itu adalah:
- Investasi pengetahuan
- Investasi kesehatan
- Investasi karakter
Investasi pengetahuan
Pengetahuan berkembang cepat sekali, maka kita perlu waspada supaya tidak tertinggal.
Bagi yang muda, belajar yang rajin itu bukan sekedar supaya lulus tetapi terlebih untuk investasi pengetahuan. Menyadari ketidaktahuan, mengakui kekurangtahuan, dan menunjukkan keingintahuan merupakan modal awal untuk belajar. Belajar tidak hanya secara formal, tetapi banyak pengetahuan bisa diraih dari banyak sumber lain.
Bagi yang senior, belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang berkembang begitu pesat sangat dibutuhkan. Lansia yang dengan cepat menolak media sosial dengan alasan gaptek merupakan contoh yang berhenti investasi pengetahuan. Tidak perlu ia menjadi butterfly medsos tetapi kalau bisa kontak dengan WA akan membuat komunikasi dengan lingkungannya lebih hidup.
Investasi kesehatan
Tentu bukan lalu mengejar pengetahuan tanpa istirahat. Keseimbangan dalam hidup, pola hidup sehat perlu dilakukan sejak muda.
Investasi kesehatan adalah harta tak ternilai yang tak bisa digantikan oleh uang. Tidak seperti adegan berbahaya bisa digantikan stuntman; sakit tidak bisa diwakilkan atau dipindahkan ke orang lain dengan imbalan.
Ini investasi yang repotnya tidak bisa dikebut seperti investasi pengetahuan. Selain faktor keturunan dan peristiwa tak terelakkan seperti bencana, tingkat kesehatan lebih merupakan akumulasi dari kebiasaan dari muda. Tidak bisa tiba-tiba orang jadi fit dalam semalam karena mampu membeli seperangkat alat fitness canggih.
Investasi karakter
Last but not the least, investasi karakter. Mengembangkan kepribadian yang berintegritas, bermoral, dan beretika merupakan keharusan dalam hidup. Hal ini tidak terpisahkan dalam perjuangan meraih kesuksesan di bidang apa pun.
Ucapan Warren Buffett yang tentang integritas sangat tegas dan kuat. Warren Buffett menjelaskan hal yang dicari perusahaan adalah calon karyawan yang memiliki kecerdasan, energi, dan integritas. Dan jika calon tersebut tidak memiliki yang terakhir, dua hal yang pertama tidak perlu dilihat alias tidak perlu dipertimbangkan.
Tiga investasi ini akan menjadi penentu kesuksesan dan kebahagiaan hidup seseorang. Mudah dijelaskan, sulit dijalankan.