Tiga Peristiwa Kecil Mengesankan bersama Uskup Terpilih Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX

0
2,028 views
Uskup terpilih Keuskupan Padang Mgr. Vitus Rubianto Solichin SX.

DARI seorang Katolik “ateis”. Jarene begitu. Katanya demikian.

Ada tiga peristiwa mengesankan bagi saya, teman seangkatan Monsinyur Vitus selama studi di Seminari Menengah Mertoyudan.

Peristiwa pertama

Waktu acara reunian di Tambi, Bantul, DIY, beberapa tahun silam, Romo Rubianto SX diminta memimpin misa pembukaan reuni angkatan kita.

Waktu itu saya berencana membawa mobil dari Jogya. Maka jauh-jauh hari, saya sudah hubungi Romo Rubi untuk mau jalan bareng bersama kami.

Bareng bersama naik mobil dari Seminari Mertoyudan -usai reuni besar- lalu berssama-sama menuju ke Tambi.

Seingatku waktu itu, kami bertiga. Saya nyetir dan di mobil itu juga ada Hendra Santoso ikut bersama kami.

Waktu itu kami nyasar, google map mengarah ke lain jurusan.

Kami sadar setelah jalan jauh. Sampai di lokasi kami terlambat. Waktu itu, saya sempat sampaikan “Tenang Mo, acara ga akan dimulai, lah wong Romo selebran utamanya lagi bareng kita,” kataku sambil nyetir santai-santai saja.

Ra susah kemrungsung.

Di mobil kami banyak ngobrol, Romo Rubi lalu mengingatkan saya.

“Ho, ingat ndak waktu itu aku nanya kamu mau lanjut kemana? Jawabmu ke Yogya, arep kuliah. Waktu itu kamu tidak diterima di CICM dan aku juga tidak diterima masuk SJ,” ungkapnya enteng.

Sambil kaget, saya tanya, “Mosok begitu kisahnya to Mo?” kataku kaget.

“Iya bener,” jawabnya jujur.

Lek aku memang ra pantes diterima, tapi Mo Rubi dalam pikiranku waktu itu kok bisa kisahnya begitu ya.

Karena saya bertanggungjawab menanggung transpor pp Romo, maka pulangnya pun kami masih bermobil bersama.

Romo Rubi minta diantar sampai Muntilan, persis depan rumahnya. Sekalian berlibur. Sempat terjadi masalah perut, Mo Rubi mampir sebentar di sebuah toilet umum.

Sepanjang perjalanan perut rasanya ga beres.

Peristiwa kedua

Waktu itu, Hendra Santoso mengundang kami makan malam bersama di Midori. Saya punya network di Midori cukup dekat sehingga bisa ndesel nyari tempat untuk kami datang berbanyak.

Rasanya kami datang beramai-ramai. Di sana  termasuk Romo Rubi juga datang. Ramai juga acaranya, pake buka wine dan nyanyi nyayi segala.

Ngobrol ke sana ke mari sampai waktu itu lagi ada pemilihan Ketua STF Driyarkara.

Sempat saya tanyakan hal itu ke Romo Rubi, “Wah sebentar lagi juga mau ikut pemilihan Mo?”

Dengan rendah hati, Mo Rubi mengatakan, “Ndaklah Ho. Sepanjang sejarah, Rektor STF selalu dipegang imam-imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta atau SJ,” kata dia.

Aku blas tidak mengerti. Bagiku, siapa tahu sekali waktu bisa punya teman dadi Rektor STF. Wah harapan itu juga hanya eksis di dalam hati.

Peristiwa ketiga

Sampai hari Sabtu sore tanggal 3 Juli 2021 mendapat kabar dari grup kalau Mo Rubi resmi diangkat jadi Uskup Keuskupan Padang.

Saya berhenti sebentar, mengingat kedua peristiwa yang pernah saya lewati bersama.

Saya coba menulisnya supaya jadi kenanganku yang berprofesi menjadi “tukang bangunan”.

Ternyata, batu yang dibuang oleh tukang bangunan nantinya malah akan menjadi batu penjuru.

Begitulah kira-kira kisah ini berakhir.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here