Tiket Sudah di Tangan, Jangan Sampai Ketinggalan Kereta

0
697 views
Ilustrasi - Sudah pegang tiket, tapi tetap saja ketinggalan kereta. (Ist)

Bacaan 1: Ibr 4:1-5.11
Injil: Mrk 2:1 – 12

SAYA termasuk orang yang senang menunggu lama di bandara atau pun stasiun kereta daripada datang mepet waktu.

Suatu ketika saya harus berangkat keluar kota dan tiket pesawat pun sudah ditangan. Pagi itu saya mendapat masalah, taksi yang saya pesan terlambat datang. Jalanan pun menyumbang keterlambatanku, karena pagi itu sangat macet di Tol Jagorawi.

Alhasil saya ketinggalan pesawat, meski tiket sudah di tangan namun itu sudah tidak ada gunanya lagi.

Bangsa Israel sebagai bangsa terpilih, mendapatkan ‘previlege’ menerima sabda Tuhan pertama. Tuhan menginginkan bangsa Israel menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain. Dengan status itu mestinya mereka sudah memiliki ‘tiket masuk’ ke dalam peristirahatan Allah.

Namun karena ketidaktaatan serta tidak mengimani Allah dan terus mencobai-Nya selama empat puluh tahun perjalanan di gurun, mereka tidak diperkenankan masuk Tanah Terjanji.

‘Tiket masuk’ itu menjadi tidak berguna lagi.

Maka Rasul Paulus mengingatkan jemaat Ibrani dan termasuk kita para pengikut Kristus. “Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam peristirahatan (Allah) itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu.”

Dalam bacaan injil, secara terang-terangan Tuhan Yesus menyebut dirinya sebagai “Anak Manusia”. Istilah ini mengacu kepada Kitab Daniel 7:13-14, bahwa Anak Manusia telah diberikan kuasa baik di surga dan dibumi oleh Allah.

Dengan kuasa itu, maka Tuhan Yesus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa manusia. “…Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa,”

Kuasa itu juga diberikan kepada para romo sebagai wakil Tuhan di dunia lewat Sakramen Pertobatan. Maka sungguh disayangkan jika fasilitas pengampunan ini tidak digunakan sebaik-baiknya.

Pengampunan merupakan suatu usaha untuk mendapatkan ‘tiket masuk’ ke dalam peristirahatan Allah.

Sebagai pengikut Kristus kita adalah ahli waris dan anak-anak Allah. Tentunya sudah memiliki ‘tiket masuk’ ke dalam peristirahatan Allah. Namun tiket itu bisa menjadi tidak berguna oleh ketidaktaatan pada perintah-Nya lalu tidak mau memohon pengampunan-Nya.

Pesan hari ini

Nenek moyang bangsa Israel sudah memiliki ‘tiket masuk’ ke tempat peristirahatan Allah. Namun oleh ketidaktaatan mereka, tiket itu menjadi tidak berguna.

Mari berusaha masuk ke tempat peristirahatan Allah dengan memohon pengampunan dari Tuhan dan jangan sampai ketinggalan kereta.

“Saya mungkin tak bisa mengubah diriku. Namun, bisa mengubah kebiasaanku. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here