Atambua – Demi meningkatkan penghayatan akan semangat sinodalitas Gereja menuju Keuskupan Atambua (KA) yang unggul, cerdas dan sejahtera dalam karya pelayanan pastoral, keuskupan Atambua menyelenggarakan musyawarah pastoral (Muspas) IX selama sepekan di Aula Emaus Pastoral Central (EPC), mulai Senin (18/09/2023).
Uskup KA Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr dalam kata pembuka pada perayaan ekaristi mengungkapkan bahwa Gereja KA telah melewati lima (5) tahun karya pelayanan pastoral. Apa yang sudah dicapai dan belum adalah tanggungjawab bersama. Dalam muspas IX ini, katanya, Keuskupan akan berefleksi dan sharing bersama serta kembali menimba semangat yang akan dibawa kembali ke tempat tugas masing-masing entah itu sebagai imam maupun awam.
“Dan semangat yang perlu kita hayati dalam karya pelayanan pastoral ke depan adalah semangat sinodalitas yakni selalu bersama-sama dengan pastoral trans. Pastoral trans artinya berani menyeberang bersama-sama supaya mencapai dan memetik manfaat yang baik”, kata Uskup Domi.
Lebih lanjut Domi menegaskan dalam homili bahwa sebagai manusia, masing-masing tidak bisa berjalan sendiri. “Kita saling membutuhkan. Imam butuh umat dan umat butuh imam, Gereja butuh pemerintah dan pemerintah juga butuh Gereja. Dan kita semua butuh Tuhan. Karena tanpa Tuhan semua akan sia-sia belaka,”ujar Uskup.
Uskup mengajak agar belajar dan bercermin dari perwira di Kapernaum. Ia begitu peduli terhadap pelayanannya yang sakit. Meskipun perwira, ia merendah dan melayani hambanya yang sakit. Mememperhatikan orang yang tidak percaya pada Kristus. Dan karena berhadapan dengan Yesus, Ia merasa ada kuasa yang kuat yakni kuasa kesembuhan dari Yesus untuk hambanya.
“Dalam muspas IX, kita memohon supaya Tuhan menyembuhkan penyakit-penyakit pastoral kita. Maka yang penting adalah membuka diri dan berefleksi agar Tuhan hadir dan menyembuhkan kita. Saling mendoakan antaragereja, pemerintah dan lembaga-lembaga dalam upaya membangun karya Tuhan di dunia ini menjadi lebih baik”, kata Mgr. Domi.
Uskup berharap agar menjadikan keuskupan sebagai medan perjumpaan dengan Tuhan. Tujuannya supaya pelayanan menjadi berkat untuk semua orang. Uskup juga mengajak agar semuanya bersama-sama berefleksi menemukan keunggulan, kecerdasan dan kesejahteraan apa yang sudah dicapai dan yang belum serta kembali menggali butir-butir yang menjadi kekuatan bagi karya pelayanan pastoral ke depan.
“Bersama dengan Tuhan kita berjalan bersama. Kita percaya bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita dalam badai apapun,”ujar Uskup.