KEKUASAAN itu menggiurkan. Itulah sebabnya banyak orang ingin merebut dan memilikinya. Tentu, daya tarik dan kenikmatan itu fatamorgana alias amat fana. Kadang tidak lebih dari ilusi belaka. Sepertinya digenggam tangan, tetapi sebenarnya tidak ada.
Hal itu tampak dalam diri Herodes Antipas yang membunuh Yohanes Pembaptis (Matius 14:1-12). Fakta menunjukkan betapa penakut penguasa tirani ini.
Dia takut kepada Yohanes Pembaptis yang secara berani menyuarakan kebenaran. Menegur Herodes yang mengambil Herodias, isteri saudaranya (Matius 14:4). Herodes ingin membunuh Yohanes, tetapi takut karena orang menganggap dia nabi (Matius 14:5).
Lebih buruk lagi, dia takut terhadap sumpah yang dilontarkan secara gegabah (Matius 14:7). Dia memenggal kepala Yohanes Pembaptis, karena takut kepada puteri Herodias dan tamu-tamunya. ia takut kepada manusia.
Kisah itu menggambarkan, betapa kekuasaan itu takut kepada kebenaran. Para penguasa lebih takut kepada pena daripada senjata.
Mengapa? Karena pena para jurnalis yang mewartakan kebenaran dianggap mengancam kedudukannya.
Kematian Yohanes Pembaptis yang datang untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias mengantisipasi wafat Yesus. Bukankah Yesus diserahkan ke tangan orang Yahudi lewat tangan Pilatus, penguasa yang mencuci tangannya (Matius 27:24)?
Hingga kini, para pengikut dan pembawa kebenaran menghadapi pengalaman serupa seperti yang dialami Yohanes Pembaptis dan Yesus. Sebagian dibenci dan disingkirkan; sebagian dibunuh.
Kematian mereka bukan kegagalan atau kesia-siaan, melainkan kemenangan. Orang benar akan mati secara benar.
Itulah yang membuat mereka yang berkuasa secara semena-mena justru merasa ketakutan.
Sabtu, 5 Agustus 2023