Titus Brandsma O.Carm: Menyelami Alam Pikir St. Teresa dari Avila dan Menerjemahkan Karyanya (8)

0
353 views
St. Titus Brandsma. (ist)

MENULIS tentang Titus Brandsma tanpa menyebut Santa Teresa dari Avila seperti memasak tanpa garam.

Hambar. Mengapa hambar? Karena hidup Titus Brandsma sangat dipengaruhi oleh mistika besar dari Spanyol itu.

Menerjemahkan beda dengan membaca

Sebagai orang yang tertarik pada hidup doa kontemplatif dan mistik, Titus Brandsma membaca hidup dan karya Santa Teresa dari Avila. Bukan hanya sekadar membaca, tetapi mendalami ajarannya dengan cara menerjemahkan tulisan-tulisannya.

Orang yang pernah menerjemahkan buku merasakan dan mengalami dengan baik perbedaan antara membaca dan menerjemahkan.

Membaca bisa dilakukan dengan cepat, sementara menerjemahkan perlu lebih banyak waktu dan perhatian. Minimal diperlukan dua aktivitas, yakni membaca dan menulis.

Menerjemahkan menuntut orang memasuki pikiran penulis dan memindahkannya ke dalam pikiran penerjemah. Kemudian, menuangkannya dalam bahasa yang baru (biasanya bahasanya sendiri).  

Proses ini membuat para penerjemah memasuki secara lebih dalam tulisan dan pikiran penulis yang tulisan atau bukunya diterjemahkan.

Ini jauh lebih sulit dan baik daripada sekadar membaca. Setelah menerjemahkan, dia masih perlu membaca kembali terjemahannya (mungkin berulang-ulang).

Ini untuk meyakinkan bahwa terjemahannya tepat. Minimal mendekati maksud penulis asli.

Penulis novel dari Inggris, Anthony Burgess berkata, “Menerjemahkan itu bukan soal kata-kata: itu soal membuat seluruh kebudayaan bisa dipahami.” 

Artinya, menerjemahkan bukan hanya mengubah kata-kata dari bahasa satu ke bahasa lain, tetapi memasuki budaya dari karya yang diterjemahkan itu.

Penerjemah mesti memahami ekspresi dan konteks tulisan.

Ketika Titus Brandsma menerjemahkan karya Santa Teresa, dia perlu memasuki kerangka pengalaman rohani penulisnya.

Kendati proses terjemahan itu dilakukan oleh tim dari empat orang (Athanisius van Rijswijck, Hubertus Driessen, dan Eugenius Driessen), Titus Brandsma menjadi penanggungjawab utama. Karena itu, dia tentu lebih intensif berinteraksi dengan teks berbahasa Perancis itu.

Santa Teresa Avila (Ist)

Serial buku tentang St. Teresa Avila

Bisa dipahami bahwa proses penerjemahannya lama. Tim mulai bekerja pada tahun 1916. Buku pertama, Biografi Santa Teresa, terbit tahun 1918. Tentang Pendirian Biara (Foundations) selesai pada tahun 1919.

Menyusul Surat-surat Santa Teresa pada tahun 1924 dan terakhir Puri Batin pada tahun 1926.

Proyek raksasa ini menghasilkan kepustakaan tentang Santa Teresa dalam bahasa Belanda. Tentu juga memperkaya dan mengembangkan hidup rohani Titus Brandsma sendiri.

Di antara sekian buku yang diterjemahkan, buku Puri Batin rupanya paling mengena pada Titus Brandsma, sehingga ada yang mengatakan bahwa tentang buku itu Titus Brandsma nyaris hafal.

Barangkali karena buku in berbicara tentang tahap-tahap atau tingkat-tingkat doa.

Titus Brandsma juga memberikan kuliah tentang Santa Teresa dari Avila. Ketika diundang ke Amerika Serikat pada tahun 1935, dia memberi rangkaian kuliah tentang mistik.

Salah satu yang disampaikannya adalah ajaran dan hidup mistik menurut Teresa dari Avila. Bagian yang dijelaskannya terutama tentang Puri Batin.

Kedekatan Titus Brandsma dengan Santa Teresa dari Avila bukan hanya melalui bacaan, terjemahan dan kuliah-kuliahnya. Secara mendalam dia menghayati ajaran dan teladan dari guru rohani yang terkenal itu.

Dia belajar bagaimana menyadari kehadiran Allah dalam hidup ini. Seperti Santa Teresa yang dalam hidup dan karyanya sering berhadapan dengan situasi yang sulit dan memohon bantuan Tuhan, demikian pula Titus Brandsma.

Dia juga menggambarkan hidup mistik itu seperti mengurus kebun. Pekebun harus mengusahakan air untuk mengairi kebunnya.

Mula-mula dengan menimba air sumur dan menyirami kebun, lalu dengan menggunakan saluran irigasi, dan akhirnya Tuhan menyempurnakan dengan hujan rahmat.

Sejalan dengan ajaran Teresa, Titus Brandsma menemukan bahwa hidup mistik itu bukan sesuatu yang muluk-muluk atau abstrak. Hidup mistik itu konkret dan praktis.

Itulah yang bisa ditemukan dalam hidup mistik Titus Brandsma.

Ilustrasi: St. Titus Brandsma O.Carm dari abad XX dan St. Teresa Avila dari abad XVI. (Ist)

Menemukan Tuhan ada di sana

Dia itu juga amat sibuk seperti Teresa. Sebagai imam, dosen, jurnalis, pejuang keadilan dan perdamaian, pemerhati kaum kecil (miskin dan menderita) hidupnya tenggelam dalam pekerjaan sehari-hari.

Namun, di sana dia menemukan Tuhan.

Ketika menghadapi kesulitan dia ingat akan Tuhan yang diyakini oleh Santa Teresa dari Avila.

“Janganlah ada sesuatu pun yang mengganggumu, jangan ada sesuatu pun yang menakutkanmu. Segala sesuatu akan berlalu; Allah tak pernah berubah.

Kesabaran akan mendapatkan segala sesuatu. Dia yang memiliki Allah tak akan kekurangan sesuatu pun. Allah saja cukup.” (bdk Puisi Santa Teresa dari Avila no.9).

Tampak bahwa dalam hidupnya Titus Brandsma menghayati kata-kata itu; bahkan sampai akhir hidupnya.

Dengan kata lain, dia membuat ajaran tokoh mistik dari abad XVI itu relavan pada abad ke-20.

Itulah salah satu jasanya bagi kita. (Berlanjut)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here