ORANG-orang yang satu hobi biasanya senang bertemu, cepat berteman, dan mudah berbagi.
Dalam banyak hal, mereka seperti satu frekuensi. Sepertinya, ada daya tersembunyi yang membuat mereka berelasi dekat dan erat. Bahkan menjadi sahabat.
Sama-sama suka puisi
Santo Yohanes dari Salib menuangkan pengalaman-pengalaman rohani dalam puisi. Titus Brandsma sejak di sekolah menengah juga menulis puisi.
Pengalaman rohaninya tentang Yesus sebagian ditulisnya dalam puisi pula.
Nanti, silakan baca lebih detil tentang hal itu di dalam tulisan serial nomor 13.
Kontemplasi dan mistik
Titus Brandsma itu sangat meminati hidup kontemplasi dan mistik.
Demikian pula Santo Yohanes dari Salib. Meski mereka tidak pernah bertemu secara fisik karena hidup di dalam zaman yang berbeda, keduanya “berteman” dalam semangat rohani yang sama.
Pengalaman mistik memang universal; lintas batas dan zaman.
Sebagai Karmelit yang lahir 300 tahun setelah wafatnya Santo Karmelit kelahiran Fontiveros di Spanyol itu, Titus Brandsma tentu mengenalnya.
Dalam masa formasinya sebagai Karmelit, baik di novisiat maupun sebagai mahasiswa filsafat teologi di seminari Karmel, kemungkinan besar dia belajar tentang Santo Yohanes dari Salib.
Dia menyukai Santo Yohanes dari Salib yang bersama Santa Teresa dari Avila telah memperbarui Ordo Karmel. Dia tertarik kepada Santo Yohanes dari Salib.
Tidak mengherankan dia menulis juga tentang mistikus yang meninggal di Ubeda pada 14 Desember 1591 ini.

Tulisan karya Santo Yohanes dari Salib
Tulisan-tulisannya tentu didahului dengan mempelajari dan mendalami buku-bukunya.
Dalam tulisannya tentang Bunda Maria sebagai doktor mistik, misalnya, dia menyebut pandangan-pandangan Yohanes dari Salib tentang Bunda Yesus itu.
Dalam Madah Rohani, Santo Yohanes dari Salib memahami Maria sebagai pribadi yang mengalami persatuan mistik dengan Tuhan. Bunda Maria itu wujud atau model ideal persatuan mistik dengan Tuhan.
Masih banyak lagi tulisan-tulisan Titus Brandsma yang mengutip atau merujuk pada karya-karya doktor mistikus itu.
Dengan membaca, menulis, dan memberi kuliah tentang Santo Yohanes dari Salib, dia mengenal tokoh ini secara lebih mendalam.

Antara O.Carm dan OCD
Pribadi Santo Yohanes dari Salib memang semula kontroversial di kalangan Ordo Karmel (O.Carm), karena pemikiran dan tindakannya yang radikal dianggap sebagai perlawanan terhadap kemapanan komunitas.
Akibatnya, pada 2 Desember 1577, dia diculik di Avila dan dimasukkan ke dalam penjara biara Karmel di Toledo.
Selama sembilan bulan dia meringkuk dalam penjara biara itu.
Gerakan pembaruan Karmel yang dilakukan oleh Yohanes dari Salib kemudian melahirkan cabang Komunitas Karmel lain, yakni Karmel Tidak Berkasut (OCD).
Relasi antar kedua cabang Karmel itu sempat kurang harmonis.
Karena itu, mungkin ada yang menganggap bahwa Yohanes dari Salib menjadi penyebab perpecahan itu. Namun Titus Brandsma melihat dia dari sudut berbeda.
Yohanes dari Salib itu tokoh pemersatu. Demikian menurut pandangan Titus Brandsma.
Mengenal Allah, menegasi yang bukan Allah
Titus Brandsma juga membaca dan menganalisa tulisan-tulisan mistik Yohanes dari Salib.
Menurutnya, karya tokoh yang menjadi sahabat dari Santa Teresa dari Avila itu dipengaruhi oleh mistik dari Pseudo-Dionysius dari Aeropagita dan teologi Thomistik (ajaran Santo Thomas Aquinas).
Apakah isi ajaran Pseudo-Dionysius?
Dia menegaskan bahwa Allah itu lebih mudah didekati dengan negasi (penolakan) daripada dengan afirmasi (penekanan). Mungkin ini berujung pada jalan terkenal Yohanes dari Salib, yakni Nada (nothing).
Intinya, untuk meraih segalanya orang harus menolak segalanya. Apabila ingin bersatu dengan Tuhan, orang mesti menolak segala yang bukan Tuhan.
Sedangkan Santo Thomas Aquinas mengajarkan bahwa orang bisa memahami dan mencapai Tuhan lewat segala ciptaan-Nya. Misalnya, Allah itu mahaindah. Keindahan-Nya tampak dalam ciptaan-Nya.


Ini analogi, indahnya alam berbeda dari indahnya Tuhan. Tidak mengherankan, Santo Yohanes dari Salib mengagumi alam ciptaan. Orang bisa mengagumi ciptaan, tanpa melekat kepadanya.
Titus Brandsma mengatakan bahwa karya-karya Yohanes dari Salib terkait satu sama lain. Namun ditulis pada masa yang berbeda dengan tekanan yang berbeda pula.
- Dalam Mendaki Gunung Karmel, usaha manusia dalam mencapai kesempurnaan lebih mendapat tekanan.
- Sedangkan, Malam Gelap menampilkan rahmat Allah.
- Mendaki Gunung Karmel terkait dengan upaya asketik (pengendalian diri manusia).
- Sedangkan, Nyala Cinta Yang Hidup tidak menekankan jalan asketik itu.
Mewujud dalam praktik hidup
Membaca tulisan-tulisan Titus Brandsma tentang Yohanes dari Salib itu mengasyikkan. Tetapi, lebih menarik lagi mendalami apa yang dia praktikkan dalam hidupnya.
Sebagai seorang profesor filsafat dan sejarah mistik, Titus Brandsma rupanya bukan tipe orang teoretis. Dia memahami hidup mistik lebih lewat jalan praktis (menghayati) daripada menjelaskannya sebagai teori.
Pengalaman Santo Yohanes dari Salib dalam menghayati persatuan dengan Tuhan menginspirasi Titus Brandsma.
Karena dia berminat pada dimensi mistik iman Katolik, ajaran dan teladan Orang Kudus dari Spanyol itu menjadi pendorong baginya untuk berkembang dan matang dalam hidup mistik pula.
Itu ikut mewarnai hidupnya sampai akhir, saat dia wafat sebagai martir.
Keduanya mengalami Tuhan pada waktu di dalam penjara. Santo Yohanes dari Salib pada mengalaminya selama sembilan bulan pada awal perjalanan rohaninya.
Sedangkan Titus Brandsma mengalaminya selama enam bulan di akhir hidupnya yang membuahkan mahkota kemartiran. (Berlanjut)
Jika bisa bersatu, kenapa Ocarm dan OCD sampai sekarang berbeda kelompok ? Apa yg membuat Karmelit ini tdk bisa bersatu ? Apakah Ocarm sampai skrg tdk mau mengakui pembaharuan Santo Yohanes dan Santa Theresa Avila ? Mohon pencerahannya ?