Tobat untuk Selamat

0
603 views
Tobat untuk selamat.

Jumat, 24 Februari 2023

  • Yes. 58:1-9a.
  • Mzm. 51:3-4,5-6a,18-19.
  • Mat. 9:14-15.

SETIAP manusia pasti pernah melakukan kesalahan selama hidupnya.

Tidak sedikit orang yang menyadari kesalahannya dan kemudian bertobat.

Dengan penuh keikhlasan, keseriusan, penyesalan atas perbuatan salah yang telah dilakukannya, mereka berjanji untuk memperbaiki diri serta dan tidak akan mengulangi dosa kesalahan yang sama.

Jalan tobat itu diteguhkan dengan pembaharuan niat, untuk tidak menfokuskan segala sesuatu pada diri sendiri, namun mengarahkan segalanya bagi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama.

Jalan tobat adalah jalan untuk menghapus dosa dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan.

Sebesar apa pun kesalahan kita, Allah akan mengampuni jika kita bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak mengulangi kesalahannya.

Meninggalkan jalan ego melalui keberanian melucuti diri dari kemewahan, kenikmatan, kemalasan.

Mereka berpantang dan puasa demi kebaikan orang lain dan tidak serakah mencari pemenuhan nafsu badani.

Puasa dan pantang sebagai jalan tobat untuk merangkul Tuhan yang juru selamat.

Puasa bukan lagi hanya soal tidak makan atau tidak minum, tetapi bagaimana cahaya kasih Tuhan semakin meresap Dalam hati.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”

Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?”

Puasa yang dikehendaki Allah tidak lain adalah berbuat adil dengan melepaskan tali perbudakan dan memerdekakan yang teraniaya.

Puasa adalah melakukan belas kasih dengan memecah-mecahkan roti yang kita miliki bagi orang yang lapar.

Puasa adalah memberikan tumpangan bagi mereka yang mengembara dan tidak memiliki tempat berteduh.

Berpuasa adalah bela rasa dan memuliakan manusia dengan memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang.

Dengan cara berpuasa seperti ini ketika kita memanggil nama Tuhan, Ia akan menjawab dan Allah akan menjadi tumpuan hidup kita.

Bagaimana dengan diriku? Apakah aku membangun sikap tobat yang benar?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here