Total

0
202 views
Ilustrasi - Naik kapal kargo. (Ist)

Renungan Harian
Rabu, 28 September 2022
Bacaan I: Ayb. 9: 1-12. 14-16
Injil: Luk. 9: 57-62

SETIAP tahun ada fenomena menarik setiap kali musim pemberangkatan haji. Lalu lintas menjadi padat bahkan seringkali timbul kemacetan di titik-titik pemberangkatan haji. Mereka yang berangkat untuk menunaikan ibadah haji selalu diantar keluarga besar bahkan orang-orang sekampungnya.

Maka dapat dibayangkan jika 1 atau 2 orang yang berangkat diantar sekian banyak orang yang tentu saja menggunakan sejumlah kendaraan. Maka muncul pertanyaan mengapa ada fenomena seperti itu.

Saya pernah mendengar cerita eyang yang menunaikan haji pada masa lampau. Menurut cerita eyang, pada masa lampau untuk menunaikan ibadah haji harus naik kapal berbulan-bulan.

Sampai di sana ada tempat penampungan untuk mempersiapkan diri baru menjalankan ibadah haji. Setelah selesai menjalankan ibadah haji masih harus naik kapal berbulan-bulan untuk kembali ke tanahair.

Naik kapal selama berbulan bulan sungguh bukan perkara mudah dan tanpa risiko. Banyak kesulitan dan resiko penyakit yang mematikan. Sehingga tidak sedikit beliau-beliau yang menunaikan ibadah haji pada masa lalu wafat di perjalanan atau pun wafat di Mekah.

Dengan demikian pada masa lalu beliau yang menunaikan ibadah haji seolah-olah tipis kemungkinan kembali ke tanah air. Sehingga dapat dimengerti bahwa beliau yang menunaikan ibadah haji diantar hampir seluruh keluarga dan rekan-rekan sekampung.

Hal yang lebih penting beliau yang menunaikan ibadah haji bukan hanya soal biaya tetapi lebih dari itu adalah totalitas niat untuk menunaikan ibadah haji.

Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, Yesus menuntut totalitas bagi mereka yang mau mengikuti-Nya. “Setiap orang yang siap untuk membajak, tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”


 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here