Totalitas

0
238 views
Iustrasi: Santo Fransiskus Assisi, inspirator beragam nilai baik. (Mathias Hariyadi)

Rabu 4 Oktober 2023.

  • Neh. 2:1-8.
  • Mzm. 137:1-2,3,4-5.
  • Luk. 9:57-62

GERAK dinamika batin terjadi dalam diri Santo Fransiskus Asisi. Ada transformasi dalam hidup Fransiskus.

Dia mulai meninggalkan kemuliaan duniawi dan mulai mencari nilai-nilai rohani.

Pergerakan: dari dalam tembok kota Assisi beralih ke luar tembok Assisi. Gambaran yang kontradiktif. Semuanya dimulai dengan pengalaman “kegagalan”.

Santo Fransiskus memiliki kasih setia kepada Tuhan dan firman serta belas kasihan-Nya.

Kecintaannya terhadap Tuhan begitu besar hingga meluap menjadi rasa sayang terhadap seluruh makhluk-Nya, mulai dari manusia, burung, bahkan predator seperti serigala.

Keutamaan hidup yang cukup penting bagi Santo Fransiskus termasuk adalah merawat penderita kusta dan bahkan mencoba merundingkan perdamaian antara Kristen dan Muslim selama Perang Salib Kelima.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”

Ucapan-ucapan Yesus terhadap orang-orang yang mau menjadi pengikut-Nya dalam teks ini menjadi kritik tajam kepada orang-orang, baik pada zaman dulu maupun pada zaman sekarang.

Banyak orang yang berpikir bahwa dia dapat memiliki atau meraih semuanya berkat, baik berkat karena memgikuti Yesus atau dalam hidup bersama yang diungkapkan dengan mengubur orang tua yang meninggal.

Mengikuti Yesus itu harus memilih Yesus dengan sepenuh hati dan tidak boleh mendua hati.

Orang-orang yang tidak bisa total akan sulit menentukan prioritas, tidak bisa memilih nilai kehidupan apa yang terpenting saat ini, sebab mereka berharap bahwa semuanya dapat dimiliki.

Ucapan Yesus ini juga merupakan kritik bagi orang-orang yang seringkali bingung menjalani kehidupannya, memilih jalan yang lurus/baik, atau sekali-sekali “melenceng,” atau malah “bengkok” sama sekali.

Saat ini kita sedang berada di tengah-tengah masyarakat yang serba salah, dilematis.

Kita pernah mendengar misalnya seorang pemuda yang bingung menentukan pilihan: menikah dengan pacarnya tetapi tidak seiman, atau mempertahankan imannya kepada Yesus tetapi harus berpisah dengan pacarnya.

Kita juga seringkali berada pada situasi-situasi seperti itu, apalagi di zaman sekarang banyak sekali suara-suara di sekitar kita yang mencoba memengaruhi diri kita.

Orang yang sulit menentukan prioritas, mau memiliki/meraih semua, mau menyenangkan semua orang, dan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk mengikuti Yesus, maka Yesus akan berkata: “engkau pun tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

Santo Fransiskus Asisi telah menunjukkan kepada kita totalitas cinta pada Tuhan Yesus dan Gereja-Nya.

Bagaimana dengan kita?

Apakah aku masih ada di simpang jalan hingga belum bisa total mencintai Kristus di atas segalanya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here