THEODORE Permadi Rachmat lebih dikenal dengan nama populernya: TP Rachmat. Pengusaha kelahiran Majalengka tanggal 15 Desember 1943 ini dikenal sebagai pengusaha hebat.
Awal kariernya dimulai di Astra usai lulus dari ITB jurusan Teknik Mesin tahun 1968.
Sukses sebagai profesional dan pengusaha
Keseriusannya meniti karier di perusahaan pamannya – Om William Soeryadjaya – membuahkan hasil.
Pada usia 45 tahun, ia telah menjadi pimpinan puncak di Astra. Kemudian ia mendirikan perusahaan sendiri pada usia 55 tahun.
Triputra Group bergerak di berbagai bidang; antara lain batu bara, karet, agribisnis, dan logistik.
Kesuksesan perusahaan ini mengepakkan sayapnya ke berbagai bidang membuat TP Rachmat selalu tercatat dalam 10 besar pengusaha terkaya di Indonesia dalam dekade terakhir ini.
Kamis (20/10/2022), TP Rachmat membagikan kiat-kiat keberhasilannya dalam bisnis lewat webinar yang digagas oleh PUKAT Nasional.
Ruang zoom dipenuhi tak kurang dari 600 peserta yang antusias mendengarkan obrolan bernas dari pengusaha alumnus Sekolah Santo Aloysius di Bandung ini.
Empat checklist meniti dunia bisnis
TP Rachmat menggariskan empat poin utama sebagai kunci keberhasilan bisnis.
Pertama, pilih bidang bisnis yang benar, yang memiliki keunikan dan daya jual tinggi.
Satu kiat yang bisa dipakai adalah belajar dari negara maju seperti Amerika Serikat. Lihat bisnis apa yang baru dan berkembang di situ lalu ditiru di Indonesia.
Kedua, cari staf yang bagus, dengan ciri-ciri sesuai urutan kepentingannya: karakter, daya juang kuat, intelegensi.
Urutan ini penting tidak diperhatikan, jangan sampai terbalik.
Menurut pengusaha yang juga filantropis, karakter itu nomor satu. Untuk mendapatkan staf tersebut, tidak bisa hanya dari hasil wawancara – yang lebih terbukti adalah cek track record orang tersebut.
Ketiga, berbisnis dengan rapi.
Hargai proses, tidak langsung lompat ke hasil karena kalau proses tidak rapi maka hasilnya bisa ambrul. Ibarat produksi mobil, kalau satu sekrup ketinggalan, mobilnya bisa malfungsi. Triputra sendiri meniru sistem Jepang yang rapi jali dalam segala urusan.
Keempat, ciptakan suatu harmoni.
Perusahaan harus bersih, tidak ada hanky panky, tidak ada politicking; perusahaan harus menjaga etika bisnis.
Kebersihan ini akan membuat perusahaan bertahan dan berkembang. Hal yang diakui TP Rachmat bahwa ini mudah diucapkan, tapi sulit dijalankan.
Dua kali (hampir) bangkrut
TP Rachmat tak segan mengakui bahwa ia tidak selalu sukses. Paling tidak dua kali ia terpuruk parah. Tetapi semangat pantang menyerahnya yang membuatnya bangkit kembali. Ia menemukan empat kiat yang disyer itu selain dari keberhasilannya juga dari kegagalannya.
Pengagum PM Singapura Lee Kuan Yew ini menitikberatkan bahwa pebisnis perlu punya semangat juang tinggi yang berkobar pada sumbu dalam diri.
Karena sumbu itu sumber utama keberhasilan.
Less for self, more for other, enough for everyone
Pesan lainnya adalah keberhasilan adalah berkat yang perlu dibagikan. Maka, berbagi berkat juga kegiatan yang terus ia lakukan; termasuk dengan berbagi ilmu kepada orang-orang yang ingin belajar sukses.
Di ujung paparannya, TP Rachmat membagikan motto hidup yang dipegangnya: less for self, more for other, enough for everyone.