BEBERAPA hari yang lalu, jajaran kepengurusan organisasi PUKAT (Profesional Usahawan Katolik) Nasional yang baru saja terpilih dalam konvensi nasional di Makassar Juni 2022 lalu datang ke Jakarta.
Para anggota pengurus PUKAT Nasional dari berbagai wilayah di Indonesia ini sengaja ke Jakarta guna ingin menemui tokoh pengusaha penting di jaringan bisnis nasional yakni Theodore Permadi Rachmat. Mendatangi Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan – tempat TP Rachmat berkantor.
Bersama jajaran anggota kepengurusan PUKAT Nasional, Julius Tedja dari Makassar -Ketua PUKAT Nasional sekarang- melakukan temu silahturami dengan TP Rachmat.
“Bapak TP Rachmat telah kami dapuk bersama dan beliau berkenan menjadi anggota kehormatan PUKAT Nasional,” tutur Julius Tedja kepada Sesawi.Net akhir pekan lalu.
Wejangan TP Rachmat
Bertemu dengan tokoh pengusaha papan atas di tanahair seperti TP Rachmat yang pernah menjadi “kapten” Grup Astra , maka pertemuan sejumlah anggota pengurus PUKAT Nasional dengan beliau itu langsung dimanfaatkan.
Untuk mendapatkan nasihat dan wejangan, bagaimana sebaiknya PUKAT Nasional ini mesti berjalan merajut langkah ke depan.
“Itu antara lain maksud kami datang sowan Pak TP Rachmat,” ungkap Julius Tedja dari seberang pulau di Sulsel.
Fokus dengan program untuk semua
Dalam pertemuan dengan TP Rachmat itulah, jelas Julius Tedja, jajaran kepengurusan PUKAT Nasional mendapat nasihat dan wejangan.
Tentang bagaimana pengurus PUKAT Nasional ini mesti menjalanan fungsi organisasi yang menampung kelompok profesional dan usahawan Katolik tingkat nasional.
Yang terpenting dan utama, begitu nasihat TP Rachmat kepada PUKAT Nasional, adalah segera merumuskan mau buat apa dan ingin melakukan apa serta bagaimana.
“Singkat kata, PUKAT Nasional diminta agar segera fokus merumuskan mau buat program kegiatan apa,” ungkap Julius Tedja.
Tidak perlu “besar”, bahkan yang kecil dan sederhana pun -tetapi kalau itu mendatangkan manfaat bagi banyak orang- ya harus dan layak dilakukan. Untuk diperjuangkan bersama-sama agar benar-benar maksud dan tujuan kegiatan itu kesampaian terjadi.
“Satu lagi hal yang penting,” tambah Julius Tedja menirukan omongan TP Rachmat, “PUKAT Nasional mesti juga memikirkan bahwa program-program kegiatan itu jangan hanya mendatangkan manfaat untuk lingkungan internal Katolik saja.”
“Akan menjadi lebih baik lagi, kalau manfaat itu juga bisa dirasakan oleh kelompok masyarakat lebih banyak lagi. Jadi harus inklusif,” tegas Julius Tedja menirukan omongan TP Rachmat.
Kredit: PUKAT Nasional