Tradisi Doa Katolik: Umat Katolik KAS Diajak Mendalami dan Menghayatinya Lagi

0
4,042 views
Mencintai tradisi doa katolik dalam keluarga.

SALAH satu cara penting untuk dapat menghayati sukacita Injil dan yang sesuai dengan Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) 2016-2035 adalah dengan mendalami dan menghayati kembali tradisi doa-doa Katolik.

Itulah sebabnya, di bulan Mei yang merupakan Bulan Maria dan juga Bulan Katekese Liturgi (BKL) ini, umat beriman di Keuskupan Agung Semarang (KAS) diajak untuk mendalami tema “Tradisi Doa Katolik” atau dalam bahasa Jawa “Tradisi Sembahyangan Katolik”.

Komisi Liturgi KAS menyatakan, mendalami dan menghayati tradisi doa Katolik sama saja menggiatkan kembali segala warisan iman para Rasul dan para pendahulu umat beriman yang telah teruji dan terbukti telah menghantar orang-orang kudus pada kesempurnaan orang Kristen dalam mengikuti dan menyerupai Yesus Kristus Tuhan.

Dalam Bulan Maria yang juga Bulan Katekese Liturgi ini, Komisi Liturgi KAS telah menyusun buku sebagai bahan renungan bagi seluruh umat beriman di KAS. Akan tetapi, mengingat bulan Mei juga menjadi Bulan Liturgi Nasional, dan secara nasional juga telah disediakan bahan tersendiri, maka umat Katolik di KAS tetap dapat menggunakan bahan katekese yang berasal dari Komisi Liturgi KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) itu.

“Hanya saja, tetap diharapkan agar umat beriman di KAS bisa secara teratur dan setiap hari merenungkan tema BKL 2017 ini seperti yang ditawarkan dalam buku itu. Renungan BKL ini juga boleh diperdalam pada bulan Oktober atau bulan Rosario,” pesan Komisi Liturgi KAS.

Renungan BKL (Bulan Katekese Liturgi) di lingkungan. (Laurentius Sukamta)

Komisi Liturgi KAS menyampaikan, renungan harian yang ditawarkan di buku itu merupakan bahan renungan yang dapat dibaca secara pribadi atau dibacakan dalam acara doa bersama, khususnya doa Rosario keluarga atau lingkungan. Diharapkan pula, seluruh keluarga berkumpul bersama setiap malam untuk berdoa Rosario dan merenungkan bahan BKL ini, agar hidup seluruh anggota keluarga sungguh dikuatkan oleh perayaan liturgi, khususnya Ekaristi yang merupakan pusat seluruh perayaan liturgi.

“Semoga bahan BKL 2017 ini semakin mendorong kita semua untuk bergiat dalam mendalami kekayaan makna Tradisi Doa Katolik itu sehingga kita pun sanggup membangun peradaban kasih, sebagaimana dicita-citakan oleh KAS. Semoga Tuhan memberkati kita karena sukacita Injil-Nya,” tulisnya.

Antusias tanggapi BKL

Umat Paroki Santa Maria Bunda Kristus Wedi, Kabupaten Klaten, dengan sangat antusias mengikuti Doa Rosario dan Renungan Bulan Katekese Liturgi yang diadakan di lingkungan.

Doa Rosario dan renungan BKL di Lingkungan Santo Bernardus Kalitengah Paroki Wedi diadakan di rumah Thomas Sumarmo, di Dukuh Patran, Desa Kalitengah, Kecamatan Wedi. Sekitar 45 umat menghadiri pertemuan yang dimulai pada pukul 19.30 ini.

Dalam pertemuan ini, materi renungan BKL dibacakan, lalu diterangkan oleh pemandu. Baru kemudian dilakukan doa Rosario.

Sedangkan, di Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Ngering Paroki Wedi, doa Rosario dan renungan BKL diadakan di  rumah Ibu Mardi Susanto di Dukuh Rogobayan, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan. Sekitar 40 umat mengikuti pertemuan yang diawali pada pukul 19.30 WIB itu.

Dalam pertemuan ini, renungan BKL dibacakan oleh petugas yang telah dijadwal. Setelah itu baru doa Rosario.

Sekadar informasi, pelaksanaan Bulan Katekese Liturgi di Keuskupan Agung Semarang pada tahun 2017 ini telah memasuki tahun ke-19 sejak ditetapkan pada tahun 1999.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here