Tuhan Berkarya atas Hidup Dr. Ronda Chervin, Semula Ateis dan Kemudian Beriman

1
375 views
Dr Ronda Chervin (Ist)

LAHIR dari keluarga berlatar belakang Yahudi dan ateis, Ronda Chervin tak pernah menyangka hidupnya akan dipakai oleh Tuhan. Sejak kecil, orangtuanya tak pernah setuju anaknya memeluk agama.

Bagi orangtuanya, agama hanya akan membuat seseorang menjadi lemah. Namun siapa sangka, kini Dr. Ronda malah menjadi profesor filsafat, pembicara internasional, dan penulis Katolik.

Dari banyak buku yang ia tulis, salah satu buku yang menarik perhatian adalah En Route to Eternity. Dalam buku tersebut, ia bercerita perjalanan keselamatannya.

Ronda Chervin lahir di tahun 1937 di New York dari seorang ibu yang berpaham komunis dan ayah seorang ateis.

Meskipun demikian, sejak kecil beliau sudah sering melihat hal-hal yang berbau Katolik. Itu karena nenek dari ayahnya merupakan seorang Katolik taat.

Nenek inilah yang senantiasa mendoakan agar cucunya dapat memeluk agama Katolik suatu saat nanti.

Ketika berumur 8 tahun, kedua orangtuanya berpisah dan akhirnya ia dikirim ke rumah neneknya. Di situlah perjalanan keselamatan Ronda dimulai.

Pengaruh didikan nenek

Neneknya mulai sering memperdengarkan lagu-lagu rohani. Tetapi saat itu, Ronda masih terlalu kecil untuk memahami semuanya.

Saat telah memasuki umur untuk kuliah, ia mau mencari lukisan untuk di pajang di kamar asramanya, kemudian dia menemukan lukisan salib karya Sarvador Dali.

Ia sendiri tidak tahu mengapa ia menemukan bahwa lukisan itu menarik perhatian dirinya.

Hal yang sama terjadi saat dirinya pergi bersama temannya ke sebuah museum di Washington D.C.

Di sanalah iamelihat lukisan perjamuan terakhir. Tanpa tahu apa yang terjadi, Ronda seakan tersihir dan terpaku pada lukisan tersebut.

Matanya terus melihat kearah Yesus yang berada di tengah-tengah.

Apakah itu Yesus yang memanggil dirinya? Lalu, apa yang meyakinkan diri Ronda untuk menjadi Katolik?

Tujuh mukjizat

Ketujuh mukjizat yang dialami oleh dirinya kemudian meyakinkan dirinya. Pada tanggal 4 Januari 1959, beliau dibaptis dan masuk menjadi anggota keluarga Katolik.

Beberapa mukjizat yang dialami oleh Ronda antara lain yakni:

  • Pernah bermimpi bertemu dengan Yesus dan Bunda Maria, di mana mereka berada di sebuah ruangan dan kemudian mengajak Ronda untuk duduk bersama Mereka.
  • Ronda juga pernah melihat wajah Yesus di sebuah kain menjadi nyata dan hanya dia yang melihatnya.

Dari Ronda Chervin, kita dapat belajar bahwa semua orang dapat menjadi perantara Tuhan untuk menjangkau kita dan memberikan cinta kasih-Nya. Tidak peduli latar belakang orang tersebut, agamanya, sukunya, atau bahkan umurnya.

Seperti Ronda Chervin yang berlatar belakang ateis, kini Tuhan memakai hidupnya untuk memberikan pencerahan kepada orang-orang lain yang belum membuka mata terhadap tanda-tanda yang mungkin sudah Tuhan berikan dalam hidupnya.

Atau kepada orang yang masih menutup telinga terhadap panggilan Tuhan kepada dirinya.

Selebriti

Ronda sering diundang ke banyak kesempatan wawancara dan acara-acara TV untuk memberi dorongan dan inspirasi kepada banyak orang.

Selain itu, ia  juga mengajar di sebuah seminari untuk membimbing anak-anak muda yang kelak akan menjadi imam. Di mana setiap tahunnya, seminari tersebut menghasilkan banyak pastor yang siap memimpin gereja.

Di sebuah wawancara, ia pernah berkata setiap orang memiliki peranan masing-masing di dalam hidup orang lain.

Itu karena Tuhan telah menghadirkan kita di dunia untuk sebuah tujuan. Karena Tuhan punya rencana dan waktu-Nya sendiri untuk hidup kita

Seperti seorang yang ibunya seorang ateis sedang sakit keras dan dirawat di kota yang berbeda. Suatu hari, ia menerima panggilan bahwa ibunya kritis.

Karena panik orang tersebut kemudian membuat janji. Jika ia masih sempat melihat ibunya sebelum ibunya meninggal, ia akan mempertimbangkan untuk pindah keyakinan religiusnya.

Di sini dapat kita lihat ibunya, seorang ateis tersebut, telah menjadi sarana Tuhan memanggil orang tersebut. Artinya, Tuhan tahu persis dengan apa dia harus memanggilmu dan kapan itu.

Tugas kita hanyalah menajamkan telinga dan hati untuk merasakan panggilan Tuhan tersebut.

Menanggapi panggilan

Dalam menanggapi panggilan tersebut, tentu akan ada banyak halangan. Baik dari dalam diri kita sendiri atau pengaruh dari luar.

Seperti contohnya pada saat ini kita menghadapi masa pandemi yang banyak merubah aspek dalam hidup kita.

Dalam masa pandemi ini, tentu banyak dari kita yang mengalami banyak kesusahan baik dalam bentuk spiritual ataupun jasmani.

Dr Ronda dalam sebuah acara TV Katolik di tahun 2005 pernah berkata, “Jika kamu memiliki kesusahan, cobalah berbicara pada Tuhan, Dia akan membantumu. Karena Dialah yang paling mengenalmu bahkan jika sebelumnya kau bukanlah seorang Katolik dan jangan pernah lupa bahwa semua hal baik maupun buruk di dunia ini merupakan perbuatan Tuhan.”

Maka, jangan pernah takut untuk berbicara pada Tuhan, karena Ia lah yang paling mengerti dirimu. Kita hanya harus mengingat Tuhan punya waktu dan caraNya sendiri untuk menyelamatkan kita.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here