Tuhan Datang Menyelamatkan

0
278 views
Ketaatan dalam Keluarga

PELBAGAI gambaran tentang Tuhan diajarkan dalam Kitab Suci. Perjanjian Lama kadang menampilkan Tuhan sebagai yang menuntut manusia agar menaati aturan. Mereka yang melanggar akan dihukum dan yang patuh diberi ganjaran.

Ajaran itu tampak nyata dalam hidup keagamaan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka juga menularkan sikap itu kepada orang lain. Dapat dipahami bahwa mereka amat keras terhadap yang melanggar hukum Tuhan.

Amat berbeda dari yang ditemukan dalam diri Yesus. Dia amat lembut, penuh belas kasihan, dan sangat peduli kepada manusia, terutama mereka yang sakit, lapar, kerasukan setan, dan mati. Tuhan senantiasa menolong manusia, meski manusia belum tentu menanggapinya.

Ketika raja Ahaz dalam kesulitan politis menghadapi musuhnya, Tuhan datang untuk menyelamatkan. Namun, sang raja menolak tawaran untuk mengandalkan Tuhan. Alasannya, dia tidak mau mencobai Tuhan (Yesaya 7: 12). Sebenarnya, dia lebih percaya pada diri sendiri daripada kepada Tuhan.

Tuhan juga mengutus Putera-Nya yang lahir lewat Perawan Maria. Sang perawan mendapat tugas dari Tuhan melalui malaikat Gabriel (Lukas 1: 26-28). Dalam dialognya, Maria menjawab dengan berkata, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Lukas 1: 34).

Maria tidak memahami rencana Tuhan itu. Ketika mendengar bahwa sanaknya, Elisabet juga mengandung dalam masa tuanya (Lukas 1:36), dia juga tidak mengerti.

Namun akhirnya, Bunda Maria menjawab, “Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu.” (Lukas 1:38). Jawaban itu menunjukkan sikap orang yang rendah hati, patuh, dan beriman.

Berbeda dari Raja Ahaz yang tidak percaya bahwa Tuhan akan menyelamatkannya, Maria meletakkan dirinya sebagai hamba Tuhan. Dia percaya akan Tuhan yang menyelamatkan.

Apakah kita percaya bahwa Tuhan sedang menuntun hidup kita dan menolong kita?

Selasa, 20 Desember 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here