SIKAP peduli Allah terhadap Sion, seperti yang diramalkan Nabi Yesaya 62:1-5 mengalami pemenuhannya dalam diri Yesus, yang begitu peduli dengan tuan pesta dan pengantin yang mulai kehabisan anggur pada pesta perkawinan di Kana.
Anggur dalam tradisi di Israel adalah simbol harga diri ( Yoh 2:1 -11). Maka, kalau sebuah pesta kehabisan anggur, maka akan menjadi aib seumur hidup bagi tuan pesta dan bagi pengantin (keluarga).
Maka Bunda Maria dan Yesus bertindak memulihkan harga diri tuan pesta dan keluarga baru.
Mukjizat air menjadi anggur dalam pesta perkawinan di Kana, bisa terjadi karena beberapa hal:
- Adanya sikap kepedulian. Tuhan Yesus dan Bunda Maria peduli dengan nasib pengantin baru dan tuan pesta. Harga diri mereka akan terkoyak dan ambruk kalau kehabisan anggur, di mana pesta baru berjalan tiga hari.
- Mengisi tempayan Hati dengan air kasih dan kepedulian, seperti perintah Yesus. Bunda Maria meminta para pelayan dan kita, untuk dengar apa kata Yesus.
- Membawa ke tuan pesta. Kepedulian itu sebuah gerakan dan aksi. Kepedulian itu tidak sebatas rasa iba dan kata-kata: kasihan e, sedih le, Tuhan bantulah mereka.
Kepedulian itu adalah sebuah gerakan hati, disposisi batin yang menggerakkan kaki untuk melangkah dan tangan terulur untuk memberi bantuan. Kayaknya dalam hal ini, kita sedang kehabisan anggur cinta, kasih dan kepedulian.
Maka seperti Bunda Maria kita mohon kepada Yesus: Kami kehabisan anggur cinta, kasih dan kepedulian.
Doaku: Tuhan, bantulah kami mengisi tempayan hatiku dengan cinta, kasih dan kepedulian, agar Engkau mengubahnya menjadi anggur yang enak buat sesama yang bersuaah di sekitarku. Amen.